DPRD Kalsel

Harga Jual Pertanian Lokal Rontok, Paman Yani Janji Panggil 4 SKPD Terkait

apahabar.com, BANJARMASIN – Sejumlah warga di Kabupaten Kotabaru dan Tanah Bumbu, mengeluhkan harga jual pertanian mereka…

Featured-Image
Yani Helmi membagikan nasi kotak di sela reses. Foto-Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN – Sejumlah warga di Kabupaten Kotabaru dan Tanah Bumbu, mengeluhkan harga jual pertanian mereka jatuh di pasaran lokal. Pembeli lebih memilih hasil pertanian lain yang didatangkan dari luar daerah.

Tak hanya sekali, rupanya kejadian serupa sudah menahun dialami warga. Penyebabnya tak lain karena kualitas pertanian mereka tak bisa bersaing dari hasil pertanian dari Sulawesi, Tanah laut dan Kabupaten Banjar.

Warga mengakui pasar jual mereka kalah dengan yang lain karena kualitas. Dasar itu lah warga mengeluhkan semuanya ke Wakil Rakyat mereka yang duduk di Provinsi.

Kepala Dusun Desa Gunung Tinggi, Syahrin dan Abdul Wahid menerangkan harga jual sayuran mereka dihargai rendah di pasar. Warga mengaku banyak merugi akibatnya.

“Mayoritas warga sini bekerja di kebun, menjual sayur, tapi ya harga jualnya murah,” ungkap Syahrin.

Sementara Adbul Wahid mau supaya pemerintah hadir membantu memecahkan persoalan tersebut.

Hal tersebut disampaikan bergilir saat anggota Komisi II DPRD Kalsel Muhammad Yani Helmi menggelar Reses menyerap aspirasi warga, Minggu (9/5).

“Saya kaget, merasa tidak enak mendengar ini. Mereka menanam sendiri, berkebun sendiri, memanen sendiri dan menjual di daerah sendiri tapi harga jualnya anjlok,” kata Pria yang akrab disapa Paman Yani.

Politisi Golkar tak mau tinggal diam, dalam waktu dekat dia akan memperjuangkan aspirasi warga yang turun menurun bekerja di sektor pertanian.

Imbasnya dalam waktu dekat ia akan memanggil empat SKPD Pemerintah Provinsi Kalsel untuk memecahkan persoalan tersebut. Empat SKPD itu adalah Dinas Perdagangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura, Ketahanan Pangan dan Dinas Perkebunan. Yani mau pemerintah rembukan memecahkan hal tersebut.

Yani mau pemerintah mengatur pola yang tepat untuk masyarakat bisa meningkatkan kualitas pertanian. Misalnya dari pemberian bibit unggul, pengelolaan pertanian dengan mesin hingga memberikan hasil dengan kualitas pertanian yang bersaing.

“Supaya tidak terbuang sia-sia dan percuma harus ada pola atau langkah yang tepat tadi,” ucapnya.

Tidak sampai di situ, pekerjaan ini bisa menjadi contoh dan diterapkan di daerah lain yang hasil pertaniannya belum bersaing di pasaran lokal.

Yani beranggapan jika hal tersebut bisa segera dilaksanakan sama saja meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kalsel.



Komentar
Banner
Banner