bakabar.com, BANJARMASIN - Dalam beberapa pekan belakangan ini gas elpiji subsidi 3 kg di Kota Banjarmasin mulai langka. Selain itu harganya juga mengalami kenaikan di tingkat pengecer, dari kisaran Rp 21 ribu hingga Rp 25 ribu per tabung.
Warga pun mengaku kesulitan mendapatkan elpiji 3 kg di pangkalan sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 18.500, karena cepat habis terjual.
Ilmyannoor warga Kayutangi mengaku tak membeli gas elpiji di pangkalan karena tak kebagian. Dia pun terpaksa membeli di eceran meski harganya lebih mahal berkisar Rp 21.000 hingga Rp 25.000.
“Yang mana harga tersebut memiliki selisih Rp 2.000 - Rp 7.000 dari harga yang dijual di pangkalan,” katanya.
Sementara itu, Yunianto salah satu karyawan pangkalan gas elpiji 3 kg di Belitung Selatan yang ditemui bakabar.com mengatakan, saat ini penjualan gas masih normal, karena saat ini pembeli di pangkalan membeli dengan bantuan aplikasi MyPertamina.
“Dari pangkalan tetap menjual dengan harga yang sudah ditetapkan yaitu Rp 18.500,” katanya, Senin (7/8/23).
Yunianto juga menambahkan untuk stok gas setiap minggunya masih mencukupi kebutuhan masyarakat, sebab gas yang didistribusikan ke pangkalan setiap satu minggu sekali hanya untuk warga yang terdaftar di pangkalan.
“Tiap pangkalan tentunya akan berbeda jumlah gas 3 kg yang diterima dari Pertamina, sebab tergantung banyaknya jumlah konsumen di sekitar pangkalan,” tuturnya.
Senada dengan Yunianto, karyawan pangkalan gas elpiji di Sungai Andai, Wardi juga menyebutkan kebutuhan gas elpiji 3 kg masyarakat masih normal, tidak sedikit dan juga tidak banyak yang menyebabkan kelangkaan.
“Seminggu sekali dari pertamina datang untuk mendistribusikan gas 3 kg sesuai dengan permintaan dan kebutuhan pangkalan,” ujarnya.
Seperti diketahui Pertamina sudah mendistribusikan gas elpiji 3 kg hanya pada agen dan pangkalan resmi. Aturan tersebut agar penjualan pada tingkat pengecer seperti warung kecil tak ada lagi.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji mengatakan, hal ini bertujuan agar data konsumen lebih akurat dan subsidi lebih tepat sasaran.
Dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden (Juli, 2023), Jokowi menyebutkan bahwa gas elpiji bersubsidi hanya diperuntukan bagi yang kurang mampu.
Artinya, untuk kalangan menengah ke atas diharuskan untuk tidak menggunakan gas yang bersubdisi agar pendistribusiannya hanya untuk kalangan bawah dan mengurangi adanya kelangkaan pada gas bersubsidi.