bakabar.com, BANJARBARU – Harga ayam broiler di Kalsel masih belum stabil meski sudah dilakukan operasi pasar.
Untuk itu, kali ini Dinas Peternakan dan Perkebunan Kalsel mengajak Kementerian dan Peternakan untuk ikut mencari solusi guna menstabilkan harga ayam broiler.
Menurut Sekdaprov Kalsel, Abdul Haris, untuk mengatasi persoalan-persoalan supplay dan demand, tidak bisa hanya sekali. Harus ada pertemuan rapat dan tindakan nyata lainnya.
“Mungkin secara berkelanjutan harus ada dilakukan pertemuan atau rapat atau tindakan nyata lainnya, hari ini Dinas Peternakan dan Perkebunan melakukan upaya itu dengan melakukan pertemuan dengan mendatangkan narasumber dari kementerian,” ujarnya saat ditemui di sela kegiatan di Ruang Rapat H Maksid, Setdaprov Kalsel, Kamis (3/10).
"Untuk mengatasi masalah itu, apakah itu nanti regulasi atau payung hukum atau ada tim dan sebagainya itu nanti yang akan dibahas," sambung Sekdaprov.
Kendati demikian, menurutnya untuk persoalan teknis mengenai peternak sudah bukan persoalan.
“Yang dipersoalkan sekarang adalah tata niaga suplai dan demand bagaimana menekan itu, karena ayam menjadi sumber inflasi bagi Kalsel ini juga persoalan lain," jelasnya.
Sehingga, lanjutnya, yang terpenting adalah solusi permanen tentang menstabilkan harga ayam broiler.
“Saya kira di pertemuan ini kita harapkan ada solusi yang sifatnya permanen untuk mengatasi ini," harapnya.
Sementara itu, Kadis Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalsel, Suparmi, mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih mencari solusi untuk mempercepat peningkatan harga ayam broiler karena kondisinya sampai ini harga masih rendah, yaitu di bawah harga pokok penjualan (HPP).
"Harga bervariasi ada masih 10 ribu ada 16 ribu tapi rata-rata harga masih di bawah Hpp, sedangkan Hpp kan 18,5 ribu sampai 19 ribu (rupiah), saat ini masih di bawah itu," kata Suparmi.
Untuk bisa menstabilkan harga ayam broiler, lanjutnya, Pemprov Kalsel bersama sejumlah pihak terkait, sudah melakukan berbagai upaya.
Di antaranya dengan cara penundaan penetasan DOC, hingga mengurangi stok ayam melalui operasi pasar, namun itu belum cukup untuk menstabilkan harga ayam broiler.
Saat ini pihaknya tengah menghitung kebutuhan Kalsel mulai dari DOC dan broilernya.
“Berapa DOC nya, broiler nya dan ketersediaan juga kebutuhannya, sehingga tahun-tahun berikutnya akan terjadi kestabilan berkesinambungan adanya industri ayam broiler yang berkelanjutan,” paparnya.
“Tujuan penting rapat ini terciptanya suplai demand untuk doc dan ayam broiler di Kalsel. Karena dengan harga ayam yang seperti ini peternak merugi,” tutupnya
Sehingga, ia berharap tidak ada lagi over suplai, masyarakat konsumen bisa dapat harga yang wajar dan peternak juga untung.
Baca Juga: Harga Ayam Ras Anjlok, Pemprov Kalsel Siapkan 5 Langkah
Baca Juga: Peternak Ayam Ras Kalsel Menjerit, Harga Jadi Pemicunya
Reporter : Nurul Mufidah
Editor: Muhammad Bulkini