bakabar.com, BANJARMASIN – Meski pengerjaan fisiknya telah selesai, Jembatan Alalak I hingga kini masih belum difungsikan.
Jembatan Alalak I sejatinya bisa dipergunakan oleh masyarakat setelah sertifikat uji kelayakan dikeluarkan oleh Kementerian PUPR RI.
Namun pada Rabu (22/9) pagi kemarin, video rombongan motor gede (moge) saat melewati jembatan yang viral di media sosial membuat sejumlah pihak merasa kecewa.
Menanggapi itu, sejumlah sopir angkutan hingga warga pun meminta agar pemerintah gerak cepat membuka jembatan itu.
Seperti yang diungkapan Bariusudin (42), sopir angkutan truk pembawa solar, dari Banjarmasin tujuan Muara Teweh, Kalimantan Tengah.
Menurutnya dengan berfungsinya jembatan tersebut, tentunya bisa membuat waktu perjalanan lebih singkat.
Sebab selama ini, ia bersama truk angkutan lainnya harus melewati Jalan Gubernur Sarkawi agar bisa menuju Kalteng.
“Selisih waktu kalau tidak lewat jembatan kurang lebih satu jam, kalau bahan bakar selisihnya sekira 15 liter,” katanya Kamis (23/9/2021).
Tidak hanya itu, Bariusudin juga mengaku sering kesulitan saat melintas di Jalan Gubernur Sarkawi, karena terdapat beberapa lubang di jalan tersebut.
“Pernah angkutan saya amblas, untungnya tidak sempat sampai terbalik. Ya tahu sendiri lah bagaimana kondisi jalannya di sana,” jelasnya.
Harapan yang sama juga diungkapkan oleh Andre (22) sopir pengangkut semen, dari Banjarmasin tujuan Kabupaten Barito Kuala.
Ia mengharapkan jembatan tersebut segera difungsikan, agar mempersingkat waktu perjalanan saat bekerja.
“Kalau memutar sering macet, apalagi kalau hari libur macetnya parah. Pernah saya terjebak macet selama 6 jam,” ungkapnya.
Begitu pun dengan Zaldy, salah seorang warga Handil Bhakti, Barito Kuala.
Zaldy yang setiap hari pergi bekerja di Banjarmasin, berharap jembatan cepat di buka karena sudah lelah dengan drama kemacetan yang terjadi setiap hari.
“Dengan dibukanya jembatan supaya mengurangi kemacetan. Kita sudah lelah menunggu bertahun-tahun,” katanya.
Jembatan Alalak I sendiri merupakan jembatan yang menghubungkan Kota Banjarmasin dengan Kabupaten Batola. Serta menghubungkan Provinsi Kalsel dengan Kalteng.
