bakabar.com, MAGELANG - Kirab Budaya dan Ruwat Bumi Jutbio digelar 5 tahun sekali. Ritual tersebut digelar di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Liong Hok Bio, Kota Magelang dan diikuti 5.000 umat Tri Dharma dari 102 kelenteng se-Jawa.
Gema suara genderang bertalu-talu di sepanjang Alun-alun Kota Magelang. Berpadu dengan riuhnya penonton yang sibuk menyaksikan atraksi liong serta para peserta Kirab Budaya dan Ruwat Bumi Jutbio.
Adapun rute dari Jutbio 2023 yang digelar di Magelang yakni TITD Liong Hok Bio, menyusuri kompleks Pecinan (Jalan Pemuda), Bayeman dan kembali lagi ke Alun-alun dengan jarak total kurang lebih 5 kilometer.
Saat mengikuti kirab Jutbio, para peserta akan berkeliling dengan membawa tandu berisi rupang atau patung kim sien atau dewa-dewi yang telah dibersihkan sebagai simbol tolak bala.
"Jutbio juga sebagai simbol untuk membersihkan Kota Magelang agar terhindar dari bencana," kata Ketua Yayasan TITD Liong Hok Bio Paul Chandra Wesi Aji, Minggu (1/10).
Menurut Paul, keistimewaan Jutbio 2023 yakni Jutbio sebagai perayaan Kue Bulan.
"Perayaan Kue Bulan adalah tradisi ritual masyarakat China kuno yang biasa diperingati setiap tanggal 15 bulan ke-8 berdasarkan kalender China," jelasnya.
Baca Juga: Magelang Etno Carnival 2023, Upaya Hidupkan Gairah Kesenian Rakyat
Adanya Kirab Jutbio juga digelar lebih semarak dan berskala besar dibanding perayaan lain.
"Pesertanya masing-masing klenteng antara 50 sampai 100 orang," imbuh Paul Chandra.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Penyelenggara Kirab Budaya dan Ruwat Bumi Jutbio, David Herman Jaya juga menyampaikan apresiasi atas dukungan masyarakat dan para pemimpin Kota Magelang yang turut berpartisipasi pada acara tersebut.
Ia berharap, semoga Jutbio bukan hanya membawa berkah bagi Kota Magelang, namun juga sebagai bentuk doa untuk Indonesia menjelang Pemilu 2023.
"Semoga semua umat dianugerahi kebahagiaan, keselamatan, dan kedamaian, terutama menjelang Pemilu 2023," ujarnya penuh harap.
Sementara itu, seorang peserta kirab asal Banyumas, Lilin (27)mengaku antusias dan senang bisa mengikuti Jutbio untuk pertamakalinya.
Baca Juga: Susuri Jejak Eks Panti Asuhan Oranje Nassau Berusia 2 Abad di Magelang
"Soalnya dulu masih sibuk sekolah, berangkat Sabtu (31/9), menginap di sini, sambutan masyarakat juga sangat meriah," ujarnya.
Ia berharap, adanya Jutbio juga bisa menjadi pemupuk toleransi beragama di masyarakat.