bakabar.com, BALIKPAPAN– Sehari jelang kedatangan Presiden Joko Widodo, kesibukan mulai terlihat di Gubernuran Jalan Gajah Mada, hari ini.
Dikutip dalam laman resmi Pemprov Kaltim, beberapa pejabat Kementerian Sekretariat Negara (Setneg) dan Sekretariat Militer Presiden (Sekmilpres) hilir-mudik mematangkan persiapan. Rapat digelar, tak ada yang tertinggal.
Di Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto kesibukan lain juga sedang berlangsung. Sejumlah petugas Paspampres dan Setneg tampak sibuk mengotak-atik pengaturan panggung dan penempatan para juru foto, juga wartawan.
Sementara di apron dan runway para petugas bandara tak kalah sibuknya. Rupanya, pesawat TNI Angkatan Udara jenis Boeing 737-400 akan melakukan ujicoba pendaratan hari itu.
Benar saja, sekira jam 11.30 siang, roda-roda Boeing 737-400 itu pun mendarat mulus di Bandara APT Pranoto. Runway sepanjang 2.250 meter dan lebar 45 meter, ternyata sudah cukup aman untuk pendaratan Boeing 737.
Tes flight ini menjadi pembuka jalan. Pesawat kepresidenan faktanya benar-benar mendarat di Bandara APT Pranoto, Kamis, 25 Oktober 2018, sekitar pukul 11.00 Wita. Tanpa masalah, sesuai rencana. Pun tidak terbukti, pendapat sebagian pihak yang menyebut Boeing 747-800 akan ‘nyungsep’ di ujung landasan, karena runway yang kurang panjang.
Pendaratan pesawat kepresidenan ini menjadi sejarah yang sangat penting bagi Kalimantan Timur. Sejarah bagi bandara yang pada awalnya lebih populer dengan sebutan Bandara Samarinda Baru atau BSB. Tidak tanggung-tanggung, peresmian bandara pengganti BSB ini dilakukan langsung oleh orang nomor satu republik ini dengan pesawat kepresidenan berwarna putih dan biru muda itu.
Jika Samarinda masih terus mengandalkan Bandara Temindung, maka boleh jadi besi terbang kepresidenan Boeing 737-800 berjenis Boeing Bussines Jets 2 (BBJ2) seharga Rp820 miliar dengan panjang 39,5 meter, lebar sayap 35,8 meter dan tinggi 12,5 meter itu, pasti 'emoh' mendarat di Bandara Temindung yang runwaynya hanya 1 km.
Kedatangan Presiden Joko Widodo menggunakan pesawat kepresidenan, sekaligus membuyarkan keragu-raguan sebagian kalangan yang berprasangka negatif, bahwa Bandara APT Pranoto tidak mungkin bisa didarati pesawat bermesin boeing dan airbus, karena landasan pacu yang hanya 2.250 meter.
Namun faktanya, pesawat berbadan lebar bermesin boeing yang ditumpangi orang nomor satu Indonesia — yang sudah pasti menerapkan sistem keamanan tingkat tinggi - mendarat mulus tanpa kesulitan. Demikian pun saat pesawat kepresidenan itu harus take off menuju Jakarta, selepas senja. Seluruhnya berjalan mulus dan mudah karena instalasi penerangan bandara, aeronautical ground lighting (AGL) sudah sangat mendukung.
Editor: Fariz Fadhillah