Kalsel

H-1 Idul Fitri, Makam Datu Kalampayan Masih Ditutup Imbas Corona

apahabar.com, MARTAPURA – H-1 menjelang Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah, Makam Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari…

Featured-Image
Makam Datu Kalampayan sepi aktivitas peziarah. Foto-apahabar.com/Muhammad Robby

bakabar.com, MARTAPURA – H-1 menjelang Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah, Makam Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari atau akrab dikenal Datu Kalampayan masih ditutup sementara akibat dari pandemi virus Corona.

Berdasarkan pantauan bakabar.com di lapangan, spanduk biru berukuran 3×1 meter terbentang menggantung di depan pintu gerbang masjid Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, Astanbul, Banjar, Kalimantan Selatan.

Berisikan nada imbauan, makam atau kubah Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari ditutup sementara waktu demi mencegah penyebaran virus Corona.

Tampak portal berbahan kayu motif zebra berdiri tegak di atas sebuah besi tua yang sengaja diletakkan untuk menghalangi akses masuk para peziarah.

Di saat memasuki gerbang masjid, beberapa orang lelaki mulai menghampiri sekaligus menanyakan maksud dan tujuan berkunjung ke makam Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari.

Rupanya kondisi ini sudah berlangsung sejak 2 bulan lalu, semenjak wabah virus Corona mulai merambah ke Banua – sebutan Kalimantan Selatan.Aktivitas ibadah di makam Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari untuk sementara waktu ditiadakan.

Tak heran siang maupun malam situasi lengang. Bahkan pintu masjid untuk masuk ke makam Datu Kalampayan dikunci petugas. Begitu pula ruang perpustakaan yang terletak di sebelah kiri masjid.

Padahal peninggalan sejarah seperti kitab yang ditulis tangan dan tongkat Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari berada di sana.

“Mohon maaf untuk sementara waktu semua ruang di sini dikunci petugas. Ini berlangsung kurang lebih 2 bulan lalu,” ucap penjaga makam Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, Marjuki, belum lama tadi.

Beruntung makam Datu Kalampayan masih bisa dilihat dari luar masjid melalui kaca jendela.

Termasuk makam sang istri Guwat dan Kadarmanik yang berada di samping kanan makam Datu Kalampayan.

Di tengah Pandemi Covid-19 ini, sangat banyak kegiatan di masjid yang ditiadakan. Di antaranya seperti acara Shalawat Burdah, Manakib, dan Banasit.

Biasanya jemaah itu berasal dari kalangan pesantren, kelompok pengajian, dan masyarakat setempat.

Meski telah ditutup, namun sebagian masyarakat masih ada yang berkunjung ke makam ulama kharismatik Kalimantan Selatan tersebut.

Walaupun hanya berjumlah satu hingga dua orang yang bermaksud meletakkan setangkai bunga melati di atas makam Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari sebagai wujud Nazar.

“Biasanya masih ada masyarakat yang ingin berziarah ke makam Datu Kalampayan. Rata-rata belum mengetahui bahwa sedang ditutup sementara waktu,” kata Marjuki.

Padahal sebelum virus Corona menyerang, jumlah peziarah ke makamDatu Kalampayan bisa mencapai ratusan hingga ribuan orang per hari. Kebanyakan peziarah datang bersama berombongan menggunakan bus, baik berasal dari Kalimantan Selatan maupun Kalimantan Tengah.

img

Namun saat ini tingkat kunjungan berubah 180 derajat.

Kondisi ini bukan hanya berimplikasi terhadap pengelola makam Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, namun juga perekonomian masyarakat setempat.

Tak sedikit para pedagang memilih untuk menutup tempat dagangan.Pendapatan masyarakat menurun drastis mencapai 95 persen dibandingkan biasanya.

“Biasanya penghasilan bisa mencapai Rp 200 – 300 ribu per hari. Namun saat ini kami kehilangan pendapatan. Bukan hanya toko berimbas terhadap toko, namun juga tempat parkir di dekat makam Datu Kelampayan,” bebernya.

Sementara itu, Zuriat Ketujuh Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, Guru Ahmad Daudi mengatakan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah, makam atau kubah Datu Kalampayan masih sepi pengunjung.

Guru Daudi masih belum mengetahui sampai kapan kondisi ini akan berlangsung.

“Belum ada arahan kapan makam atau kubah akan dibuka. Mungkin setelah virus Corona ini berlalu,” tutup Guru Daudi melalui via WhatsApp.

Reporter: Muhammad RobbyEditor: Syarif



Komentar
Banner
Banner