Religi

Guru Zuhdi: Cinta Dunia dan Nafsu Sumber Segala Dosa

apahabar.com, BANJARMASIN – Bila cinta dunia mengakar di hati dan nafsu selalu diperturutkan, hati akan menjadi…

Featured-Image
KH Ahmad Zuhdiannoor.Foto: picdeer.com/nl_laini

bakabar.com, BANJARMASIN - Bila cinta dunia mengakar di hati dan nafsu selalu diperturutkan, hati akan menjadi gelap dan sulit mendapat ketenangan.

Setiap ketentuan pasti ada hal baik yang terkandung di dalamnya. Asal mau mencari di bagian mana hikmat, nikmat, dan rahmatnya sebuah kejadian.

"Yakini pekerjaan Tuhan itu pasti ada baiknya," kata KH Ahmad Zuhdiannoor dalam Majelis Taklim yang digelar di Mushalla Darul Iman, Komplek Pondok Indah, Banjarmasin, Rabu (12/12) malam.

Jika Allah menentukan miskin, sambung Guru Zuhdi -akrab ulama ini disapa- maka di miskin itu ada baiknya. Dengan prasangka baik itu seseorang akan mudah menerima ketentuan yang menurut orang lain pahit.

"Teliti hikmat, nikmat, dan rahmatnya sebuah kejadian. Ini kunci (ketenangan,red)," jelas Guru.

Baca Juga :Guru Ibad, Orang Dibalik Ditariknya Peredaran "Buku Kerohanian"

Bagi mereka yang tidak bisa menerima ketentuan miskin, biasanya dikarenakan penilaiannya terhadap kemiskinan itu pahit, tidak ada manisnya. Sehingga hatinya tidak tenang dan tak mampu berpikir jernih.

"Ulama shaleh berpesan hadapi hidup dengan menerima keadaan, dan meneliti hikmat, nikmat, dan rahmatnya yang terkandung di dalamnya."

Barangsiapa yang waktunya diisi dengan mencari kebaikan Tuhan di setiap keadaan, pertanda orang itu mulai bersih hatinya. Namun bila tidak bisa berpikir positif, maka pertanda hatinya kotor.

"Hubbuddunya (cinta dunia, red), dan memperturutkan nafsu asal segala dosa."

Cinta dunia dan memperturutkan hawa nafsu, menjadikan hati pelakunya gelap. Sehingga tidak bisa menerima keadaan yang tak sesuai keinginan hatinya.

Semisal, diberi miskin padahal dia berkeinginan kaya, diberi sakit padahal ingin sehat, dihina orang padahal ingin dihormati, dizalimi padahal ingin diperlakukan dengan baik, dan lain sebagainya.

Orang shaleh ditimpakan keadaan sesulit apa pun, hatinya berkata: Asal Allah ridha. Cinta mereka kepada Allah yang dibuktikan dengan mencintai ketentuan-Nya adalah buah dari usaha panjang menumbuhkan cinta. Ketika cinta tumbuh, maka pecinta mudah berkorban.

Baca Juga :Tausiah di Masjid Agung Al Karomah Martapura, UAS : Adab di Atas Ilmu, Penting

Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner