bakabar.com, BANJARMASIN – Nasehat ditolak, bogem mentah bertindak. Gambaran yang pas atas perilaku MR, seorang siswa di SMAN 4 Banjarmasin terhadap gurunya.
Kasus pemukulan itu belakangan memancing cuitan soal moral anak yang mulai terkikis.
“Iya hampir tiap tahun ada aja kasus serupa. Artinya pendidikan karakter sangat kurang dan diperlukan saat ini,” ujar Anggota DPRD Kalsel, M Lutfi Saifuddin dihubungi bakabar.com, Kamis (19/09).
Politikus Gerindra itu merasa perlu ada perhatian khusus untuk para remaja yang masih mencari jati diri.
Kesabaran guru yang menguap gara-gara siswa yang acuh saat ditegur menurut Lutfi wajar.
Menurut kepala sekolah, usai ditegur, MR malah cuek dan melontarkan perkataan dinilai tak pantas.
"Baju bapak sendiri juga tidak dimasukan," ujarnya MR, seperti ditirukan kepsek.
Mulanya, Aliansyah yang tak lain adalah guru Kimia yang juga Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan di SMA 4 Banjarmasin, menegur MR yang berpakaian tidak rapi.
Namun karena saat di tegur MR malah bersikap tak sopan, Aliansyah membawanya ke ruang guru BP untuk menasehati si murid.
Namun entah apa yang dipikirkan MR, dia justru mendaratkan pukulan ke wajah Aliansyah tepat di bagian pipi. Pukulan itu membuat pipi sang guru bengkak.
“Bukan gagal tapi perlu ditingkatkan pendidikan moralnya supaya lebih baik di dalam maupun di luar sekolah,” sambung Lutfi.
Dia menilai perlu perlu peran orang tua untuk menanamkan nilai-nilai keimanan dan moral. Pendidikan, akhlak dan budi pekerti menjadi dasar utama.
Lalu bagaimana caranya? Lutfi menuturkan ciri masyarakat Kalsel yang religius adalah modalnya.
Memelihara dan menjaga nilai-nilai agama agar terus melekat pada generasi muda. Sebagai penerus melalui ekstra kurikulum tentang ahklak dan budi pekerti.
“Sehingga bisa menciptakan generasi yang bukan hanya ahli dalam ilmu pengetahuan teknologi (Iptek) tetapi juga memiliki iman dan ketakwaan (imtak),” tuturnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kalsel Muhammad Syarifuddin ikut angkat bicara.
Bang Dhin, begitu ia disapa, mengatakan kejadian ini menjadi cerminan buruk dunia pendidikan Kalsel.
Menurutnya guru saat ini mestinya lebih sebagai fasilitator. Mengorganisir siswa dan membantu siswa mengelola emosi.
Guru lebih dapat dikatakan sebagai aktor utama dari dunia pendidikan dan pengajaran.
"Pendidikan dilakukan tidak hanya untuk memberikan anak ilmu pengatahuan tetapi juga untuk menanamkan dan mensosialisasikan nilai dan norma yang ada di masyarakat agar siswa dapat tumbuh dengan memahami nilai dan norma tersebut," imbuh politikus PDIP itu.
Ke depan, Bang Dhin berharap pola pendidikan di sekolah juga lebih dikuatkan dalam orientasi pendidikan karakter anak didik.
"Pendidikan dilakukan tidak hanya untuk memberikan anak ilmu pengatahuan, tetapi juga untuk menanamkan dan mensosialisasikan nilai dan norma yang ada di masyarakat agar siswa dapat tumbuh dengan memahami nilai dan norma tersebut,” sambungnya.
Baca Juga: Nadjmi Adhani: Gerai Pelayanan untuk Kemudahan Masyarakat
Baca Juga: Rapat Singkat Ala Supian HK Tunjuk Ketua Pansus Tatib
Reporter: Rizal Khalqi
Editor: Fariz Fadhillah