bakabar.com, BATULICIN – Arif Rachman, salah satu guru berprestasi di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalsel, baru saja meluncurkan buku puisi perdananya.
Buku berjudul “Puisi yang Tidak Bijaksana” itu berisi 52 puisi dengan tema beragam. Melalui buku tersebut, guru SMAN 1 Karang Bintang ini berbicara banyak hal, dari soal romantika, lingkungan, hingga spiritual.
“Sebenarnya lahirnya buku ini tidak saya harapkan, tapi rupanya Tuhan berkehendak lain,” kata peraih juara pertama Best Practice dalam ajang Porseni Tanah Bumbu 2019, kepada bakabar.com, Minggu (7/11).
Alumni Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin ini pun sudah meluncurkan buku
“Puisi yang Tidak Bijaksana” secara kecil-kecilan di salah satu kafe yang berada di Kecamatan Simpang Empat.
Meski awalnya tidak terlalu mengharapkan kehadiran bukunya sendiri, tapi Arif mengaku bersyukur karena karyanya itu mendapat respons yang baik dari rekan-rekannya.
“Sudah dilaunching kecil-kecilan kemarin. Sebenarnya mau saya launching besar-besaran dengan menggelar hajatan dan mengundang seluruh penyair dan pegiat seni di Tanah Bumbu, tapi takut melanggar protokol kesehatan,” ucap pentolan Majelis Hahahihi itu.
Salah satu penyair di Tanah Bumbu, Vukalus, puisi di dalam buku Arif Rachman ini telah menjungkirbalikkan antara ekspektasi dengan realita dari sisi pribadi penulisnya, terutama bagi pembaca yang sudah mengenal sosok penulis.
“Dalam banyak puisinya, banyak sudut pandang yang baru saja dinyatakan penulis dalam buku ini. Indahnya harapan, keresahan soal isu lingkungan, bermacam kejadian, beragam karakter, serta pahit manisnya percintaan. Antologi ini mencerminkan banyak buah pemikiran seorang Arif Rachman,” kata Vukalus.
Buku setebal 72 halaman dengan cover dominan kuning-orange itu diterbitkan oleh Scripta Cendekia Banjarbaru.
Sebelum meluncurkan buku perdananya ini, Arif Rachman sudah dikenal aktif di berbagai organisasi dan komunitas. Puisi-puisinya juga kerap nongol di sejumlah antologi bersama penyair Kalsel lainnya.
Bersama anak didiknya, dia pernah ikut membantu membuat buku antologi bersama dengan judul “Batu Nisan Batu Bumi” pada 2019 lalu.