Kabar Pasar

Grup Harita (NCKL) Resmi Melantai di Bursa, Saham Dibuka Stagnan

Grup Harita PT Trimegah Bangun Persada Tbk resmi mencatatkan saham perdana atau IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta.

Featured-Image
Perusahaan pertambangan dan hilirisasi nikel milik Harita Grup PT Trimegah Bangun Persada Tbk resmi mencatatkan saham perdana atau IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu. Foto: ANTARA

bakabar.com, JAKARTA - Perusahaan pertambangan dan hilirisasi nikel milik Grup Harita PT Trimegah Bangun Persada Tbk resmi mencatatkan saham perdana atau IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu, dengan saham dibuka stagnan di posisi Rp1.250 dari harga penawaran Rp1.250 per lembar saham.

Saham NCKL berada di level tertinggi Rp1.410 per saham dan level terendah Rp1.250 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.365 kali dengan volume perdagangan 440,53 ribu saham dan nilai transaksi harian Rp57,26 miliar.

Presiden Direktur NCKL Roy A Arfandy menyampaikan NCKL menawarkan sebanyak 7,99 miliar saham dengan nominal Rp100 per saham atau setara 12,67 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO.

NCKL menetapkan harga final sebesar Rp1.250 per saham, sehingga perseroan berhasil memperoleh tambahan modal senilai Rp9,99 triliun dalam aksi korporasi ini.

Baca Juga: Harita Nickel Bantah JATAM Terkait Kerusakan Lingkungan di Pulau Obi

Secara bersamaan, perseroan juga mengalokasikan sekitar 35 juta saham dari jumlah saham IPO untuk program alokasi saham kepada karyawan perseroan (Employee Stock Allocation/ESA), yang mana harga pelaksanaan ESA sama dengan harga penawaran.

Roy menyampaikan IPO perseroan mendapatkan respons positif dari pasar, terlihat selama masa penawaran umum dari 5 hingga 10 April 2023 saham NCKL mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed.

“Terjadinya oversubscribed merupakan wujud nyata kepercayaan yang diberikan oleh investor terhadap prospek cerah industri pengolahan nikel yang dikelola oleh perseroan,” ujar Roy.

Dia mengungkapkan dana hasil IPO sebesar 50,4 persen akan digunakan NCKL untuk keperluan entitas anak dan entitas asosiasi yang akan disalurkan melalui modal dan pinjaman.

Baca Juga: Jatam Ungkap Jejak Kejahatan Lingkungan Harita Group di Obi dan Wawonii

Kemudian, lebih dari 40 persen dana hasil IPO untuk membayar utang, serta sisanya untuk belanja modal dan modal kerja. Perseroan menunjuk PT BNP Paribas Sekuritas Indonesia, PT Citigroup Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, dan PT Mandiri Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek.

Untuk Penjamin Emisi Efek dipercayakan kepada PT UOB KayHian Sekuritas, PT OCBC Sekuritas Indonesia dan, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia.

NCKL dan entitas anak mengoperasikan dua proyek pertambangan nikel lateritaktif, yang pertama, seluas 4.247 hektare di Kawasi yang dioperasikan oleh NCKL dan 1.277 hektar di Loji yang dioperasikan oleh entitas anak, PT Gane Permai Sentosa, yang keduanya terletak di Pulau Obi, Provinsi Maluku Utara. Dengan demikian,total luas kawasan pertambangan perseroan sekitar 5.524 hektar.

Selain itu, hingga saat ini, entitas anak memiliki dua prospek pertambangan nikel yaitu PT Obi Anugerah Mineral seluas 1.775 hektar dan PT Jikodolong Megah Pertiwi dengan luas 1.885 hektar, yang keduanya juga berlokasi di Pulau Obi.

Baca Juga: Gurita Harita Group, Jatam: Hentikan Investasi dan Tegakkan Hukum

Per 30 November 2023 , NCKL mencatatkan pendapatan yang tidak diaudit dari kontrak dengan pelanggan mencapai Rp9,04 triliun selama periode Januari hingga November 2022.

Pencapaian tersebut naik 17,40 persen year on year (yoy) dibandingkan pendapatan NCKL pada periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp7,70 triliun.

Editor
Komentar
Banner
Banner