bakabar.com, BANJARMASIN – Ketimbang mengusung calon tak kompeten, Wakil Ketua DPD Gerindra Kalsel Lutfhi Saifuddin mengatakan partainya lebih memilih beroposisi.
Ya, koalisi besar bakal dibangun Golkar dengan sejumlah partai pemenang pemilu di Pemilihan Legislatif lalu. Koalisi itu sepertinya tak akan mengikutsertakan Gerindra.
Terkait itu, Gerindra menyatakan diri siap beroposisi. Gerindra, kata, wakil ketua DPD Kalsel Lutfhi Saifuddin juga akan berhati-hati dalam menentukan calon pemimpin Banua –sebutan Kalsel.
“Kami tentu ingin mengusung calon yang terbaik, bukan hanya sebagai pelengkap,” ucap pria yang juga ketua Komisi IV DPRD Kalsel itu, dihubungi bakabar.com, Senin (29/6) siang.
Menurut Lutfhi, lebih baik menjadi oposisi daripada hanya mengusung calon yang tidak kompeten. Namun begitu, ia tak menyebut gamblang siapa calon dimaksud.
“Ya, intinya Gerindra punya kriteria khusus bagi calon yang akan diusung. Insyaallah pada saatnya nanti akan kami umumkan. Ituah yang terbaik menurut partai kami,” tegas Lutfhi.
Kompetensi di sini, kata dia, yakni pemimpin yang mampu memenangkan kontestasi politik lima tahunan tingkat daerah tersebut.
“Bukan hanya piawai dalam memimpin pemerintahan,” tandasnya.
Sebelumnya, tidak dituliskannya Partai Gerindra di dalam koalisi besar pengusung Sahbirin-Muhidin diprediksi banyak pihak akan menghadirkan poros kedua.
Lantas, bagaimana pendapat Partai Gerindra Kalsel terkait surat ‘sakti’ tersebut?
Sekretaris Partai Gerindra Kalsel, Ilham Nor mengatakan semua itu merupakan hak dari internal partai berlogo pohon beringin tersebut.
Mengenai poros kedua, Ilham belum berani menyatakan secara gamblang.
Mengingat, tahapan Pilkada Kalsel 2020 masih terus berjalan. Sehingga konstelasi politik masih dinamis.
“Dalam politik tidak ada kata final sebelum penetapan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU),” ucap Ilham Nor kepada bakabar.com melalui sambungan WhatsApp, Senin (29/6) pagi.
Sejauh ini, Ilham mengaku sang incumbent Sahbirin Noor belum melengkapi berkas persyaratan berpasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur ke Partai Gerindra.
“Kita juga sudah memberitahu secara resmi kepada yang bersangkutan,” beber mantan Anggota DPRD Kalsel ini.
Pihaknya lebih mengutamakan bakal calon gubernur dan wakil gubernur yang telah memenuhi persyaratan pencalonan dari Partai Gerindra.
“Terakhir penyerahan bekas ke DPP Partai Gerindra pada 1 Juni 2020 kemarin,” bebernya.
Ilham menganalogikan laki-laki dan perempuan yang berjodoh harus saling kenal dan bertemu terlebih dahulu. Begitu pula dalam politik.
“Kalau pacaran LDR-an, kan beda sama yang ketemu langsung,” pungkasnya.
Jagoan Golkar
Beredarnya surat DPD Golkar Kalsel yang mengusung Sahbirin Noor dan Muhidin sebagai calon kepala daerah dibenarkan oleh Ketua Harian DPD Golkar, Supian HK. Dia membeberkan alasan mengapa jajarannya jatuh hati ke Muhidin.
Adapun surat tersebut adalah rekomendasi Partai Golkar Kalsel ke DPP Golkar yang merupakan laporan Hasil Pelaksanaan Tahapan Seleksi Bakal Calon Kepala Daerah dari Partai Golkar pada Pilkada Tahun 2020.
“Ranah kami sudah selesai untuk menyampaikan ke DPP Partai,” kata Supian HK dalam keterangan resminya di Sekretariat Partai DPD Partai Golkar, Senin (29/6) siang.
Supian menerangkan sebelumnya Partai Golkar mengusulkan lima nama calon yang akan mendampingi petahana Sahbirin Noor, yakni kader senior Partai Golkar H Gusti Iskandar Sukma Alamsyah, Bupati Hulu Sungai Utara (HSU) H Abdul Wahid, Anggota DPR RI H Hasnuryadi, anggota DPRD Kalsel Fraksi PDI Perjuangan H Rosehan NB, dan Ketua DPW Partai PAN Kalsel H Muhidin.
Dari lima nama tadi, dipilihlah Muhidin sebagai pendamping petahana. Alasannya, jumlah kursi yang saat ini dimiliki PAN di tingkat DPRD Provinsi Kalimantan Selatan ada 6 kursi atau terbanyak keempat dari partai politik lain pada Pileg 2019 dan berhak mendapatkan porsi sebagai satu dari 3 wakil ketua, yang saat ini diduduki oleh Karmila, yang juga putri dari Muhidin.
Editor: Fariz Fadhillah