Kalsel

GIC Tularkan Gerakan Literasi di MAN 2 Model Banjarmasin

apahabar.com, BANJARMASIN – Gerakan literasi belakangan terus gencar digaungkan oleh sejumlah pihak untuk mendorong minat membaca…

Featured-Image
Rangkaian kegiatan Literasi Cinta. Foto-Gerakan Cinta Islam for apahabar.com

bakabar.com, BANJARMASIN - Gerakan literasi belakangan terus gencar digaungkan oleh sejumlah pihak untuk mendorong minat membaca pada generasi muda. Hal ini yang mendasari Gerakan Islam Cinta (GIC) mengadakan Roadshow Literasi Cinta ke beberapa kota di Indonesia, termasuk di Banjarmasin.

"Roadshow di Banjarmasin ini menjadi agenda ke 6. Setelah sebelumnya kami mengunjungi Bukit Tinggi, Yogyakarta, Bandung Jakarta, Tanggerang. Setelah ini kami akan hadir ke Surabaya dan Bandar Lampung," sebut Ketua GICEddy Aqdhiwijaya saat ditemuibakabar.com, belum lama ini.

Roadshow dikemas dengan kegiatan yang menarik dan atraktif untuk menyasar generasi Z. Mulai daribincang buku, workshop, pentas seni budaya, bazar buku, hingga perlombaanspeechdanstory telling serta desain infografis bertema toleransi dan perdamaian.

"Tahun 2018 kemaren, GIC berhasil memproduksi buku serial yang ditulis oleh teman-teman muda. Ada 20 judul buku serial Gen Islam Cinta yang kami distribusikan," paparKoordinator program Literasi Cinta ini.

Di Kota ke 6 ini, MAN 2 Model Banjarmasin dipilih sebagai sekolah pelopor penggerak literasi di Banua. Sebelumnya, GIC telah memiliki kualifikasi sekolah yang akan menjadi tuan rumah dalam rangkaian kegiatan mereka.

"Kami lihat sekolah ini cukup serius bahkan sampai ada tim khusus untuk gerakan literasi," kata dia

Bekerja sama dengan dua penerbit ternama yaitu Mizan dan Noura, GIC telah menjalankan program ini sejak tahun 2015. Bahkan menurut Eddy, GIC juga mengajak para influencer untuk ikut menulis agar lebih mendekatkan diri pada generasi muda.

"Mereka menulis dengan bahasa populer jadi serial gen Islam cinta ini menarik. Karena ditulis oleh generasi muda dan untuk generasi muda, jadi istilahnya dari kamu untuk kamu," tuturnya.

Dasar kegiatan sendiri menurut Eddy bermula dari masih rendahnya tingkat literasi di Indonesia. hal tersebut diipaparkannya dari Data PISA (Program for International Student Assessment) menempatkan Indonesia pada posisi 62 dari 72 negara yang disurvei, sedangkan data dari CCSU (Central Connecticut State University) malah menempatkan Indonesia pada posisi 60 dari 61 negara yang disurvei.

"Harapannya setelah ini mereka bisa jadi pelopor penggerak literasi termasuk juga komunitas di luar sekolah mereka. Kami juga bagikan buku-buku termasuk ebooknya, untuk pengayaan di perpustakaan mereka," ujarnya.

Baca Juga: Majukan Pendidikan Banua, Ovie Dianugerahi Penghargaan

Baca Juga: Banjarmasin Expo 2019 Dibuka, Hermansyah Bangga Produk Banua Dikenal Luas

Reporter: Musnita Sari
Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner