bakabar.com, BANJARMASIN – Aksi unjuk rasa oleh BEM se-Kalsel, Kamis (21/10) besok, tepat saat Presiden Joko Widodo atau Jokowi ke Banjarmasin dipastikan hanya kebetulan.
Sebab, tadinya aksi mahasiswa yang akan digelar serentak di tanah air tersebut digelar Rabu (20/10) hari ini, namun terbentur tanggal merah.
"Harusnya 20 Oktober 2021 [hari ini], tapi karena terbentur tanggal merah, makanya diundur jadi besok. Jadi ini bukan aksi menunggu presiden datang ke Banjarmasin," ujar Koordinator Wilayah BEM se-Kalsel, Zikri Nur Abadi, kepada bakabar.com, Rabu malam.
Zikri menyebut agenda aksi besok sebagai bentuk refleksi dua tahun Kabinet Indonesia Maju di bawah kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Dalam catatan BEM se-Kalsel, banyak evaluasi yang harus dilakukan Jokowi-Ma'ruf selama menjabat jadi Presiden dan Wakil Presiden RI 2 tahun terakhir.
"Di daerah misalnya seperti masalah pertambangan dan nasional itu ada isu HAM (Hak Asasi Manusia). Sebenarnya banyak, tapi kita tidak bisa buka semua dulu," ujarnya.
Rencannya, aksi mahasiswa digelar di depan Gedung DPRD Kalsel, Jalan Lambung Mangkurat Banjarmasin, seperti unjuk rasa sebelumnya. BEM se-Kalsel bakal membawa sejumlah tuntutan dan harus ditandatangani oleh pejabat berwenang.
Lantas, bagaimana jika pejabat yang bersangkutan tidak ada di tempat, mengingat, mayoritas pejabat penting bakal terpusat di lokasi Jembatan Sei Alalak yang akan diresmikan Jokowi.
Ketua BEM Universitas Islam Kalimantan MAB ini cukup menyayangkan bila hal itu terjadi. "Ini hal yang menjadi kegelisahan. Kenapa harus beramai-ramai meresmikan jembatan itu. Kenapa tidak berbondong-bondong memenuhi tuntutan dari masyarakat," pungkasnya.