bakabar.com, TANJUNG – Putusnya jembatan di Kabupaten Banjar akibat banjir ternyata berpengaruh terhadap pasokan gal elpiji 3 kilogram ke Bumi Sarabakawa, sebutan lain Kabupaten Tabalong.
Hal ini membuat langkanya gas melon di masyarakat. Bila adapun harganya di eceran melambung naik, berkisar Rp30.000 hingga Rp 35.000 per tabung.
Mengantisipasi terus melonjaknya harga gas melon, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Tabalong menggandeng Pertamina Tanjung menggelar operasi pasar di 12 kecamatan yang ada.
Kepala Disperindag Tabalong, Husin Ansari mengatakan, kelangkaan gas melon ini penyebabnya di antaranya karena pasokan ke Tabalong terganggu akibat jembatan putus di Kabupaten Banjar. Selain itu, di sejumlah wilayah di Tabalong terdampak banjir.
Dalam operasi pasar ini pihaknya bersama Pertamina menyiapkan 3.360 biji gas melon. Jumlah itu dibagi 12 kecamatan.
“Tiap kecamatan mendapat 280 biji gas 3 kilogram, harga per tabung Rp 17.500 sesuai harga eceran tertinggi, ” jelas Husin saat dihubungi melalui WhatsApp, Selasa (19/1).
Operasi pasar sendiri dimulai 18 hingga 30 Januari 2021. Di awali Kecamatan Jaro di Pasar Jaro, kemudian Haruai di Pasar Nawin, Tanta di halaman kantor kecamatan, Muara Uya di Pasar Muara Uya.
Selanjutnya, Murung Pudak di Simpang 3 Pasar Lama, Muara Harus dihalaman kantor kecamatan, Kelua di terminal, Tanjung di Pasar Desa Wayau, Banua Lawas, Upau, Bintang Ara dan Pugaan masing-masing di halaman kantor kecamatan.
“Diharapkan dengan adanya operasi pasar ini harga elpiji 3 kilogram menjadi stabil dan pasokan tersedia cukup di masyarakat, “kata Husin.
“Warga yang ingin membeli dioperasi pasar diwajibkan menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker dan menjaga jarak,” tandasnya.