bakabar.com, BANJARMASIN – Kas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin Banjarmasin tengah bermasalah.
Sebabnya, adalah klaim BPJS kesehatan yang belum dibayar sejak Juni hingga Agustus. Nilainya Rp82 miliar.
Dihubungi via telepon, Direktur Utama RSUD Ulin, Suciati menyebutkan tagihan belum termasuk September sebesar Rp23 miliar.
“Oktober sedang berjalan. Tentu akan memanggu cash flow dan pelayanan,” ucap Suci, kepada bakabar.com, Senin (14/10).
Suci khawatir jika tagihan terus membengkak rumah sakit tidak bisa membeli keperluan penting. Seperti, obat-obatan hingga tagihan listrik dan air bersih.
Padahal, untuk memenuhi kebutuhan itu, ujar Suci, pihaknya mesti mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.
“Untuk biaya operasional rumah sakit saja dalam sebulan bisa Rp25 miliar lebih,” katanya.
Kini, pihaknya mesti menalangi lagi tunggakan BPJS Kesehatan yang totalnya mencapai Rp130 miliar.Jika tunggakan tersebut tak segera dibayarkan rumah sakit akan bangkrut.
Mereka merasa keberatan jika mesti menutupi kekurangan tersebut dengan dana talangan ke Bank. Sejauh ini, persoalan klaim BPJS sudah diadukan ke DPRD Kalsel.
Melalui rapat antara Komisi IV dan para mitra-nya, DPRD sudah mendapat kesimpulan. Dewan akan mencoba memecahkan persoalan tersebut.
Adapun Supply Chain Financing (SCF) kerap digunakan untuk mengatasi defisit pembayaran ke berbagai fasilitas kesehatan.
Namun, Ketua Komisi IV DPRD Kalsel Lutfi Saifuddin menilai skema ini akan menjadi masalah di kemudian hari.
Lutfi menyebutkan pihak RS enggan mengambil dana talangan itu lantaran kuatir menjadi utang.
“Kami segera akan koordinasi dengan BPJS di pusat soal ini,” janji Lutfi.
Lutfi menilai persoalan ini adalah kegagalan yang terjadi dalam sistem yang dijalankan BPJS. DPRD menilai, pihaknya akan mencarikan solusi agar rumah sakit tidak terus menerus terbebani dengan hal tersebut.
Baca Juga: RSUD Ulin Banjarmasin Tunggu BPJS Kesehatan Bayar Tagihan Pelayanan
Reporter: Rizal Khalqi
Editor: Fariz Fadhillah