bakabar.com, BANJARMASIN – Pemerintah pusat menetapkan Banjarmasin sebagai salah satu dari enam kota yang masih harus menerapkan PPKM level IV.
Ironisnya, keputusan itu ditetapkan saat pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin optimistis bisa turun ke level I.
Pemkot Banjarmasin pun kembali harus gigit jari. Wali Kota Ibnu Sina dan jajarannya lantas ramai-ramai protes ke pemerintah pusat.
Namun begitu, anggota Komisi IV DPRD Banjarmasin, Hendra merasa protes itu kurang elok dilakukan.
Anggota Fraksi PKS ini menilai langkah itu hanya akan mengganggu komunikasi politik antara Pemkot Banjarmasin dengan pemerintah pusat.
“Dalam memutuskan sesuatu, pemerintah pusat pasti punya pertimbangan matang. Para analisis data mereka yang memanfaatkan BigData pasti sudah mempertimbangkan dengan saksama,” katanya kepada bakabar.com, Jumat (8/10) siang.
Ibnu Sina Protes ke Menteri, Sukro Ingatkan Konsistensi Pemkot
Lebih jauh, Hendra meminta agar Pemkot Banjarmasin bisa melihat secara riil kondisi Covid-19. “Bukan cuma protes,” ujarnya.
Hendra sependapat dengan data pemerintah pusat yang menyatakan jika angka tracing di Kota Banjarmasin masih dalam kondisi terbatas.
Memang pada 21-26 September terjadi 0 kasus kematian di Banjarmasin. Akan tetapi, seketika melonjak menjadi 27 kasus per 27 September ke atas.
“Makanya pemerintah pusat mengatakan jika Banjarmasin sedang tidak baik-baik saja.” “Situasi kita memang membaik per 5 Oktober,” sambung Hendra.
Tracing, misalnya, sudah di angka sedang. Andai pengumuman bisa diundur sehari saja, Hendra yakin Banjarmasin berada di level III.
Banjarmasin adalah pusat aglomerasi wilayah Kalimantan Selatan. Tidak bisa jika Pemkot hanya membandingkan capaian penanganan Covid-19 dengan kabupaten lain sebagai dasar protes.
“Bandingkan dengan capaian kota besar lain di Indonesia. Di Kalimantan saja capaian vaksinasi kita tertinggal,” katanya.
Bukannya Hendra tak menghargai upaya Pemkot Banjarmasin menekan angka Covid-19. Nyatanya, kata dia, pada praktik di lapangan upaya Pemkot Banjarmasin belumlah maksimal.
“Penularan Covid-19 memang menurun, tapi bukan berarti hilang. Kini protokol kesehatan tetap harus diketatkan,” katanya.
PPKM Level 4 Diperpanjang, Pemkot Malah Gelar Banjarmasin Sasirangan Festival
Analisis Hendra kurang lebih sama dengan Anggota Tim Pakar Covid-19 Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Hidayatullah Muttaqin.
Beberapa hari lalu, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis ULM ini menyebut sederet faktor kenapa Banjarmasin harus tertahan di level IV.
Sebagai gambaran, asesmen situasi Covid-19 Banjarmasin dilaporkan turun dari level 3 ke level 2 pada 21 September.
Perbaikan tersebut didorong oleh turunnya transmisi komunitas (TK) dari TK 2 ke TK 1. Tidak ada kasus kematian akibat Covid-19 yang dilaporkan di Banjarmasin, sejak 15 hingga 26 September.
"Namun situasi Covid-19 Banjarmasin per 27 September membalik lagi dari level 2 ke level 3," ujar dosen dosen Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, ULM ini.
Penyebabnya tak lain adanya delapan orang yang dilaporkan meninggal akibat Covid-19 pada tanggal tersebut. Sehingga, dalam sepekan terakhir angka kematian naik dari nol menjadi satu per 100 ribu penduduk.
Blakblakan Wali Kota Banjarmasin ke Menteri Airlangga Protes PPKM Level IV
Jika lima indikator lain tidak memburuk dan tidak ada tambahan kasus kematian tujuh hari ke depan, Taqin yakin situasi level 3 Banjarmasin ini bertahan dalam satu pekan ke depan.
Hal ini disebabkan oleh dilaporkannya lagi 7 kasus kematian baru pada 28 September. Hingga, total 15 kasus kematian dalam periode 22-28 September atau setara dengan dua kasus kematian per 100 ribu penduduk dalam sepekan.
Sebaliknya jika terjadi peningkatan kasus dan penularan Covid-19 di masyarakat sedang kapasitas respons sistem kesehatan belum berangkat lebih baik dari posisi sekarang, maka situasi level 3 dapat dialami Banjarmasin dalam beberapa pekan ke depan.
Beberapa hal penting patut diwaspadai untuk mencegah terjadinya kembali lonjakan kasus Covid-19. Pertama, meningkatnya mobilitas masyarakat, kedua menurunnya kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.
Ketiga, pembelajaran tatap muka, masih bercokol dan dominannya varian Delta di Indonesia, hingga capaian vaksinasi yang masih rendah.
"Cepat atau lambat situasi pandemi yang sedang membaik dapat kembali memburuk jika kita lengah dan tidak memitigasi faktor-faktor yang dapat memicu penyebaran kembali virus Corona di masyarakat," ujarnya.
Pelonggaran yang tidak terkontrol dan tidak disertai dengan kesiapan strategi serta mitigasi pada akhirnya akan mendorong situasi setelah turunnya gelombang kedua dari pertengahan April hingga Mei.
"Kita lengah dan kemudian meledak Covid-19 pada gelombang ketiga di Banjarmasin dan Kalsel dari pertengahan Juni hingga Agustus," ujarnya.
Sebelumnya, Wali Kota Ibnu Sina resmi melayangkan surat protesnya ke Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Kamis 7 Oktober kemarin.
"Minta dikoreksi status, karena seminggu lalu ada penilaian kan berturun, tapi tiba tiba," ujarnya Kamis (7/10). "Kalsel aja kan tidak level 4, kenapa Banjarmasin diputuskan level 4," sambungnya.
Ironi PPKM Level IV Banjarmasin: Anggaran Miliaran, Mobilitas Warga Malah Naik!