bakabar.com, BANJARMASIN – Dinas Ketahanan Pangan Kalimantan Selatan (Kalsel) mengklaim stok beras sampai setahun ke depan aman. Stok yang ada sekarang disebutkan mencapai 200 ton beras.
Selain itu, yang menjadi fokus lain Dinas Ketahanan saat ini selain meningkatkan kemandirian adalah keanekaragaman atau diversifikasi pangan.
Diversifikasi dimaksud, yakni program penanaman tanaman pangan selain beras, berupa jagung dan ubi. Dengan begitu target mengurangi ketergantungan akan beras perlahan dapat tercapai.
Soal keanekaragaman pangan, menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kalsel Suparno, masyarakat Kalsel saat ini cenderung mengonsumsi beras dibanding ubi atau singkong yang notabene hampir sama.
“Selain konsumsi beras turun, konsumsi tepung juga harus turun karena sama-sama impor, kita mulai galakkan pangan lokal, seperti ubi, jagung, umbi-umbian, sagu, itu semua kan potensi,” terang Suparno kepada bakabar.com.
Untuk 2018, disebutkan konsumsi beras per kapita mencapai 97 kilogram (Kg). Tahun ini konsumsi beras ditarget turun menjadi 96 Kg/kapita.
“Jumlah ini ditargetkan terus turun,” jelas dia.
Sementara soal beras, produksi beras Kalsel tahun lalu yang diserap oleh Bulog, kata dia, mencapai 12 ribu ton lebih. Angka ini jauh dari target kesediaan minimal stok pangan di Kalsel yang hanya di angka 200 ton beras.
“Kalau yang provinsi punya, harus cadangkan 200 ton beras. Sedangkan tiap kabupaten 100 ton. Nah kita produksi beras lebih dari 200 ton. Jadi kesediaan pangan kita aman,” kata dia.
Diwartakan sebelumnya, Divisi Regional Perum Badan Urusan Logistik Kalimantan Selatan bertekad menyerap 28.280 ton beras dari petani. Target tersebut lebih besar dari target sebelumnya.
Reporter: Rizal Khalqi
Editor: Fariz Fadhillah