bakabar.com, BANJARMASIN – Kualitas hidup manusia di Kalimantan Selatan (Kalsel) dari tahun ke tahun semakin moncer.
Bukan fantasi, apalagi retorika. Ini nyata faktanya. Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) parameternya. Ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam dua tahun terakhir terakhir, 2018 dan 2019, Banua (sebutan lain Kalsel, red) di bawah kepemimpinan H Sahbirin Noor menorehkan sejarah.
Indeks IPM telah masuk kategori tinggi. Di tahun-tahun sebelumnya, Kalsel hanya berada di klasifikasi sedang.
“Alhamdulillah, angka IPM Kalsel berada di atas 70, tepatnya 70,17 sejak 2018. Pada tahun 2019, capaian IPM naik menjadi 70,72,” ungkap Paman Birin, sapaan akrab suami Raudatul Jannah ini.
IPM, tutur Paman Birin, menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.â£
â£
IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk).â£
â£
Bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis. Karena selain sebagai ukuran kinerja pemerintah, indikator ini juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan dana alokasi umum (DAU).â£
IPM, lanjut Paman Birin, dibentuk dari 3 komponen utama. Kesehatan (angka harapan hidup saat lahir-AHH), pendidikan (rata-rata lama sekolah - RLS dan angka harapan lama sekolah-HLS), serta ekonomi (pengeluaran per kapita yang disesuaikan).â£
“Selama periode 2018 hingga 2019, komponen pembentukan IPM di Kalsel terus membaik dan meningkat,” ucapnya.
Bayi yang baru lahir pada tahun 2019 memiliki peluang untuk hidup hingga 68,49 tahun, meningkat 0,26 tahun dibandingkan tahun sebelumnya.â£
â£
Anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk bersekolah selama 12,52 tahun, meningkat 0,02 tahun dibandingkan dengan tahun 2018.â£
â£
Penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 8,20 tahun, meningkat 0,20 tahun dibandingkan tahun sebelumnya.â£
â£
Kemudian, meningkatnya pengeluaran per kapita juga merupakan salah satu indikator membaiknya pembangunan manusia di Kalsel.â£
Pengeluaran per kapita masyarakat telah mencapai Rp 12,253 juta pada tahun 2019, meningkat Rp 191.000 dibandingkan tahun sebelumnya.â£
â£
“Dari angka di atas bisa disimpulkan bahwa kualitas pembangunan manusia di Kalsel sudah mencapai level tinggi. Selangkah lagi akan mencapai angka tertinggi,” pungkasnya.(*)