Tragedi Kanjuruhan

Arema Vs Persebaya Digelar Malam Hari, Tendensi Judi Online?

Pangeran Khairul Saleh begitu menyesalkan mengapa laga Arema Vs Persebaya di Kanjuruhan digelar PT LIB saat malam hari.

Featured-Image
Tragedi Kanjuruhan menumbalkan ratusan nyawa. Per Minggu siang (10/2), jumlah korban tewas kembali bertambah. Foto: AP/Yudha Prabowo via Detik.com

bakabar.com, JAKARTA - Insiden Kanjuruhan begitu menyesakkan Pangeran Khairul Saleh. Terlebih, Kapolres Malang, AKBP Firli Hidayat sudah meminta laga dimainkan pada pukul 15.30.

"Justru sebelumnya telah diprediksi oleh Kapolres bakal ada kerusuhan jika dilaksanakan pertandingan di malam hari," ujar Wakil Ketua Komisi Hukum DPR RI itu seperti dikutip dari Banjarmasin.bakabar.com, Minggu siang (2/10).

Pangeran pun mempertanyakan alasan pelaksana PT Liga Indonesia Baru (LIB) bersikeras menggelar laga Arema Vs Persebaya pada malam hari.

"Apakah ada tendensi dengan judi online jika jadwal pertandingan dilaksanakan malam hari? Semua wajib diusut tuntas," cetus legislator asal Dapil Kalsel I ini. 

Oleh karenanya, politikus PAN ini meminta polisi segera memeriksa Direktur PT LIB. "Perlu diusut lebih jauh, kenapa pihak pelaksana tetap bersikeras jadwal pertandingan digelar pukul 20.00 WIB," jelasnya.

Gas Air Mata

Habib Syarif Abdurrahman Bahasyim mendesak Mabes Polri mencopot Irjen Pol Nico Afinta imbas tragedi Kanjuruhan.

Senator yang akrab disapa Habib Banua ini melihat Kapolda Jawa Timur adalah sosok yang paling bertanggung jawab atas peristiwa yang menghilangkan 153 nyawa itu.

"Sebagai pertanggungjawaban, copot Kapolda Jatim," kata Wakil Ketua Komite Hukum DPD RI itu kepada apahabar,com, Minggu (2/10).

Tragedi Kanjuruhan membuat ratusan nyawa melayang, penggunaan gas air mata layaknya meredam demonstran pun menuai sorotan publik. Habib Banua sepakat perlu pengaturan ulang standar penggunaan gas air mata. 

"Usut tuntas kelalaian dan kesalahan dalam penanganan kasus ini," ujarnya.

Selepas insiden Kanjuruhan, Habib Banua menerima cukup banyak laporan dari masyarakat. Salah satunya terkait dugaan ketidakprofesionalan kepolisian.

"Masih banyak beberapa laporan lagi yang belum kita sebutkan satu per satu yang tentunya perlu proses kajian dan pendalaman lagi," pungkasnya.

Korban Bertambah

Awan gelap menyelimuti dunia sepak bola Indonesia. Ratusan nyawa melayang seusai laga Arema FC Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (1/10) malam.

Dari duel seteru lama tersebut, tuan rumah harus takluk 2-3. Sekaligus menjadi kemenangan tandang perdana bagi Persebaya setelah 23 tahun atas rival bebuyutannya itu.

Hasil minor demikian membuat suporter Arema FC meluapkan kekecewaanya dengan masuk ke lapangan.

Masuknya penonton, membuat kerusuhan pecah. Suporter dan pihak kepolisian bentrok. Sampai-sampai gas air mata dilepaskan petugas ke arah tribun penonton.

Kepanikan massa terjadi. Yang kemudian menyulut hadirnya korban jiwa. Versi YLBHI, terdapat 153 korban jiwa.  

Teranyar, jumlah korban jiwa kembali bertambah. Informasi terbaru, mencapai 174 jiwa. "Data BPPD Jatim pada jam 09.30 tadi masih 158, tapi pas jam 10.30 tadi jadi 174," kata Wagub Jawa Timur Emil Dardak seperti dikutip dari Detik, Minggu siang (2/10).

Total ada 11 orang luka berat dengan 298 lainnya luka ringan. Delapan rumah sakit jadi rujukan untuk para korban. Dari RSUD Kanjuruhan, RS Wava Husada, Klinik Teja Husada, RSUD Saiful Anwar, RSI Gondanglegi, RSU Wajak Husada, RSB Hasta husada, hingga RSUD Mitra Delima.

Sebagian jenazah korban tragedi Kanjuruhan, kata Emil, masih belum teridentifikasi. "Sebagian lain lagi sudah," ujar Emil. 

Editor
Komentar
Banner
Banner