Kalsel

Elpiji Langka di Kalsel, Ada Permainan? Kasubdit Reskrimsus Beber Biang Keroknya

apahabar.com, BANJARMASIN – Sepekan belakangan, kelangkaan elpiji 3 kilogram mendera warga di Kalimantan Selatan. Banyak warga…

Featured-Image
Kasubdit 1 Reskrimsus Polda Kalsel, AKBP Suyitno (kanan) saat mengungkap kasus penimbunan gas bersubsidi, Maret 2018 silam. Foto: Dok.Humas

bakabar.com, BANJARMASIN – Sepekan belakangan, kelangkaan elpiji 3 kilogram mendera warga di Kalimantan Selatan.

Banyak warga berteriak kesulitan mencari gas melon. Gas di pangkalan kerap kosong.

Kalaupun ada, harganya selangit. Di level eceran, bahkan bisa tembus Rp50 ribu. Khususnya di Banjarmasin.

Harga Elpiji 3 Kg di Banjarbaru Mencekik, Akses Jalan Jadi Penyebabnya

Tentunya, harga ini tak wajar. Dan melanggar hukum. Pemerintah sudah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) Rp17.500.

Lantas apa yang terjadi. Apakah ada permainan oleh oknum yang tak bertanggungjawab di balik kelangkaan ini?

“Bukan kelangkaan bukan ada permainan. Ini kendalanya adalah distribusi,” ujar Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Pol Rifai didampingi Kasubdit 1 Reskrimsus, AKBP Suyitno, Selasa (16/2).

Warga Teriak, Harga Gas 3 Kg di Banjarmasin Sudah ‘Mencekik’ Langka Pula

Suyitno berani menjamin tak ada permainan. Karena ia tahu persis pangkal persoalan kelangkaan elpiji subsidi ini.

Sekali lagi, penyebabnya, kata dia, adalah rantai distribusi. Mandeknya pendistribusian menyusul rusaknya infrastruktur jalan dan jembatan di sejumlah daerah akibat banjir.

Seperti diketahui, akibat banjir Kalsel Jalan Lingkar Utara (Gubernur Syarkawi) lumpuh.

Belum lagi, penurunan kapasitas Jembatan Sungai Salim di Kilometer 55 perbatasan Mataraman-Astambul, Kabupaten Banjar.

Sementara, Depo Pertamina berada di Kabupaten Barito Kuala. Tepatnya di pinggiran Sungai Barito kawasan Jembatan Barito.

“Sedang SPBE pengisian ada yang Lingkar Selatan, Basirih, Gambut, termasuk di Jalan Gubernur Syarkawi yang rusak. Ini penyebabnya,” bebernya.

Dari informasi yang ia dapat, bahwa penurunan suplai gas elpiji ini mencapai 25-30 persen dari kondisi normal.

“Tanggal 14 jalan putus, SPBE hanya mampu melayani 25-30 persen dari normal. Inilah yang menjadi sulit. Sebenarnya kalau mau cepat diurai jalannya, bagaimana. Siapa yang punya jalan?” tanya Suyitno.

Menurutnya, itulah sebab mengapa elpiji menjadi langka di Kalimantan Selatan.

Sebenarnya ada jalur alternatif yang bisa dipakai. Yaitu Jalan tambang PT Talenta Bumi. Yang menghubungkan antara Batola dan Banjar.

Namun, yang membuatnya heran jalan itu malah mau ditutup. Padahal ujar Suyitno jalan itu bisa jadi solusi. Setidaknya untuk mengurai distribusi ke wilayah Banua Anam, atau hulu sungai.

“Tadi pagi infonya Jalan Talenta mau ditutup mulai esok. Kalau bisa itu diperpanjang karena jembatan di Mataraman sudah dibuka namun terbatas,” jelasnya.

Suyitno bilang anggotanya sudah mencoba berkoordinasi dengan Pemprov Kalsel. Dalam hal ini Sekda dan Dishub Kalsel.

Tutup Mulai Esok

img

Pemasangan pengumuman penutupan jalan hauling PT Talenta Bumi untuk semua kendaraan umum mulai 17 Februari 2021. Foto: Istimewa

Terhitung mulai 17 Februari 2021, PT Talenta Bumi menutup jalan hauling batu bara untuk kendaraan umum dari Barito Kuala ke Tapin maupun sebaliknya.

Penutupan disebabkan beberapa titik mengalami kerusakan parah, setelah hampir sebulan dilalui kendaraan berbobot puluhan ton.

“Prinsipnya kami tak masalah dengan jalan hauling untuk kendaraan umum. Namun jalan juga mulai rusak dan kami harus melakukan perbaikan,” papar Humas PT Talenta Bumi, Agus Basri, Selasa (16/2).

“Pun selama proses perbaikan, masih terdapat jalan alternatif lain dari Batola menuju Tapin atau sebaliknya,” imbuhnya.

Adapun jalan alternatif lain dari Tapin menuju Batola yang tersedia adalah jalan hauling PT Hasnur di Jalan Ahmad Yani Kilometer 94, atau hauling PT Binuang Mitra Bersama Kilometer 88.

Sementara jalan nasional yang melintasi Margasari di Kecamatan Candi Laras Utara, Tapin, lebih banyak digunakan mobil penumpang dan sepeda motor.

Sebenarnya bisa saja PT Talenta membuka separuh bidang jalan untuk kendaraan umum dan unit hauling. Sedangkan separuh bidang jalan yang lain diperbaiki.

Akan tetapi opsi tersebut tak diambil dengan alasan keamanan, “Kalau separuh jalan digunakan unit hauling bercampur kendaraan umum, terlalu riskan untuk semua pengguna jalan,” tukas Agus.

Sebelumnya Dinas Perhubungan Kalimantan Selatan yang meminta PT Talenta membuka jalan hauling tersebut untuk kendaraan umum, setelah oprit Jembatan Sungai Salim di Mataraman terancam putus akibat terjangan banjir.

Lantas setelah oprit benar-benar putus dan pembangunan jembatan darurat dilakukan, hauling PT Talenta mulai menjadi jalur utama.

Jalan sepanjang 46,7 kilometer itu sendiri menghubungkan Bakumpai di Barito Kuala, dengan Binuang di Tapin atau tepatnya Jalan Ahmad Yani Kilometer 71.

Namun akibat bobot kendaraan dan intensitas hujan yang terbilang tinggi, kontur jalan rata-rata mulai keriting.

Bahkan setidaknya 15 kilometer jalan mengalami rusak parah, karena sempat direndam banjir selama 3 hari.

“Sebelum memutuskan menutup jalan hauling, kami lebih dulu berkoordinasi dengan Dishub dan Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Kalsel,” beber Agus.

“Terlebih mulai 15 Februari 2021, Jembatan Sungai Salim juga sudah bisa dilewati. Atas dasar itu, kami pun mencoba mulai memperbaiki jalan hauling,” tandasnya.

Warga Teriak, Harga Gas 3 Kg di Banjarmasin Sudah ‘Mencekik’ Langka Pula



Komentar
Banner
Banner