bakabar.com, JAKARTA - Direktur Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam berharap kendaraan yang diekspor ke Australia bisa diterima dengan baik dari sisi kualitas oleh konsumen di negeri Kangguru ini.
“Kita lagi make sure bahwa yang kita ekspor ini bisa diterima dengan baik secara kualitas, oleh konsumen yang ada di Australia, karena di sini standardnya jauh lebih tinggi ,” ujar Bob saat ditemui dalam Media Gathering di Jakarta, Senin (10/4).
Adapun target capaian ekspor yang berhasil menembus ke Australia pada awal tahun 2022 ini dengan keluhan konsumen atas kualitas sebesar nol persen (zero quality complain).
Hal itu menurutnya lebih penting sebagai salah satu wujud tes pasar dalam ekspor perdana untuk menghindari kerugian.
Baca Juga: Toyota Jual 56 Ribu Unit Kendaraan pada Dua Bulan Pertama 2023
“Sebab kalo misalnya problem mobilnya dibalikkin, recall. Kaya di Timur Tengah mobilnya kalo misalnya problem kalau mau kita tetap jual dianggap sebagai used car, bayangin,” paparnya.
Untuk itu, Toyota Indonesia melakukan ekspor perdana ke Australia dengan jumlah yang tidak begitu banyak untuk memahami permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul. Sehingga ke depan dapat melakukan ekspansi yang lebih besar.
Bob menambahkan, Australia turut menerapkan syarat ketentuan yang tinggi dari sisi emisi, syarat lainnya yakni uji tabrak kendaraan.
Spesifikasi lain yang patut dipenuhi Toyota Indonesia dalam menembus pasar Australia adalah standar kantong keselamatan udara atau airbag untuk anak-anak pada tempat duduk belakang hingga tombol yang menghubungkan dengan panggilan darurat 911.
Baca Juga: Toyota Indonesia Siap Hadirkan Kendaraan Listrik Baru pada 2023
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melepas ekspor perdana kendaraan hybrid produksi dalam negeri yakni Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid yang diproduksi PT TMMIN di Karawang, Jawa Barat.
Menperin memaparkan, kendaraan yang memenuhi 70 persen Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) tersebut akan diekspor ke 27 negara termasuk Australia dengan jumlah 2.000 unit pada 2023.