Logistik Nasional

Ekosistem Logistik Nasional di B2B, LNSW: Yakin Dongkrak Skor Logistik

LNSW optimistis implementasi Ekosistem Logistik Nasional pada business to business direncanakan dimulai akhir tahun ini, dapat mendongkrak skor logistik.

Featured-Image
Kepala LNSW Kemenkeu Agus Rofiudin usai menghadiri Launching Transport Logistic Southeast Asia Exhibition 2023, di Kantor Kadin Indonesia, Jakarta, Kamis (20/7/2023). Foto: ANTARA

bakabar.com, JAKARTA - Lembaga Nasional Single Window (LNSW) optimistis implementasi Ekosistem Logistik Nasional (National Logistic Ecosystem/NLE) pada business to business direncanakan dimulai akhir tahun ini, dapat mendongkrak skor logistik atau Logistics Performance Index (LPI) yang tengah turun.

“Mudah-mudahan NLE di akhir tahun ini. Khususnya implementasi di B2B itu bisa mendongkrak LPI di tahun depan. Kami optimistis kolaborasi pemerintah dengan swasta, bisnis, Kadin tentunya, akan mampu mengatasi LPI lebih baik lagi di tahun depan,” kata Kepala LNSW Kementerian Keuangan Agus Rofiudin saat menghadiri Launching Transport Logistic Southeast Asia Exhibition 2023, di Kantor Kadin Indonesia, Jakarta, Kamis (20/7).

Agus menuturkan berdasarkan publikasi World Bank, LPI Indonesia pada tahun 2023 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2018 dari peringkat 46 menjadi peringkat 63.

Jika dilihat dari enam aspek komponen penilaian, ia menyebutkan, kepabeanan dan infrastruktur yang berada di bawah kontrol pemerintah tumbuh positif meski tidak signifikan. Kedua secara berurutan mendapat skor 2,8 dan 2,9.

Baca Juga: Transformasi Operasi dan Layanan, Pelindo Solusi Logistik Berbenah

“Sedangkan empat komponen lainnya, internasional shipping, kompetensi dan kualitas logistik, timeliness dan tracking dan tracing, ini tentunya merupakan kolaborasi antara pemerintah dan pihak swasta mengalami pelemahan atau negatif pertumbuhannya,” ujarnya lagi.

Mengutip laporan global trade outlook yang diterbitkan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), tahun 2021-2022 pertumbuhan perdagangan mengalami perlambatan. Bahkan pada 2023, WTO memprediksi pertumbuhannya akan melambat hingga 1,7 persen akibat ketegangan politik global dari perang antara Rusia dan Ukraina.

Perlambatan tersebut, disampaikan Agus, tercermin dari nilai ekspor dan impor Indonesia yang mengalami penurunan pada Juni 2023 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Total ekspor turun dari 26,16 miliar dolar Amerika Serikat (AS) menjadi 20,61 miliar dolar AS pada Juni 2023. Begitu juga dengan nilai impor yang turun dari 21 miliar dolar AS menjadi 17,15 miliar dolar AS.

Baca Juga: Sistem INSW 2.0, Menko Airlangga: untuk Tingkatkan Efisiensi Logistik

Kendati demikian, WTO memprediksi volume perdagangan internasional akan kembali bangkit pada tahun 2024 dengan angka 3,3 persen.

“Meskipun secara keseluruhan neraca perdagangan kita masih surplus selama 38 bulan berturut-turut, namun mengalami pelemahan. Diharapkan prediksi WTO terhadap bounce back pada tahun 2024 terjadi pada Indonesia,” kata Agus.

Salah satu upaya pemerintah adalah dengan memperkuat digitalisasi perdagangan internasional dengan komponen penting, di antaranya adalah transformasi digital layanan logistik yang diharapkan dapat meningkatkan keterlibatan pelaku ekonomi atau inklusivitas.

“Kami sedang aktif mengundang bisnis dan platform bisnis untuk memanfaatkan NLE dalam proses pertukaran data dan informasi, sehingga kita harapkan dengan kolaborasi antara B2B, B2G dan G2G, proses logistik akan semakin efisien, cepat dan transparan,” tandas Agus.

Editor
Komentar
Banner
Banner