bakabar.com, BANJARMASIN – Menjelang musim dingin, Palestina kembali berduka.
Itu karena serangan udara terus menerus dari Israel yang melintasi perbatasan Gaza.
Per Kamis (14/11) kemarin, Al Jazeera menyebutkan serangan menimbulkan 32 orang meninggal dunia, sementara lebih dari 82 jiwa menderita luka berat dan ringan di sejumlah wilayah Gaza.
Selain memakan korban jiwa, serangan Israel juga meluluhlantakkan ratusan bangunan di sepanjang Jalur Gaza.
Merespons dampak tragedi tersebut, Aksi Cepat Tanggap (ACT) akan memasifkan bantuan untuk Palestina sebagai aksi nyata kepedulian kemanusiaan di dunia Internasional.
“ACT mengecam apa yang dilakukan Israel terhadap Palestina, terlebih menjelang musim dingin yang mencekam,” ungkap Ketua Dewan Pembina ACT Ahyudin, dalam konferensi pers di Masjid At Taqwa, Jumat, (15/11) siang.
Permasalahan ini bukan lagi masalah yang ringan, karena sudah berlangsung setiap tahun dengan eskalasi yang semakin meningkat. Program bantuan reguler yang sudah ada akan terus ditingkatkan.
“Kami sudah berikan instruksi kepada relawan dan mitra-mitra kami di Gaza untuk memasifkan pendistribusian bantuan medis, kesediaan paket pangan, dan bantuan lainnya. Insya Allah umat Islam Indonesia melalui ACT akan terus membersamai mereka," tutur Ahyudin.
Menyambut seruan itu, Kepala Cabang ACT Kalsel, Zainal Arifin pun mengajak sahabat dermawan di Kalimantan Selatan untuk peduli terhadap Palestina dengan aksi nyata.
"Mari bersama Palestina. Terus doakan agar Allah berikan perlindungan dan keselamatan bagi mereka. Insyaallah, Iembaga ini berkomitmen untuk terus mengirimkan bantuan dan memastikan mereka melewati musim dingin dan eskalasi serangan tanpa dihantui kondisi yang mencekam,” kata Zainal.
Donasi, kata dia, adalah simbol hadirnya masyarakat Kalsel untuk mereka di Palestina.
“Melalui makanan, bahan bakar, air bersih dan santunan yang kita berikan itu menjadi salah satu pembakar semangat mereka setiap hari," lanjutnya.
Respon cepat juga telah dilakukan oleh ACT melalui Direktur Eksekutif Global Humanity Response (GHR), Bambang Triyono yang menyatakan bahwa bantuan telah diberikan untuk merespon situasi darurat terkini di Gaza, utamanya adalah bantuan medis.
"Hingga saat ini, ada beberapa bantuan yang telah disalurkan, yaitu posko First Response. Posko ini digunakan untuk melayani dan menangani kasus gawat darurat untuk para korban," ujarnya.
Posko didirikan di beberapa kegubernuran di Jalur Gaza, khususnya yang berada di dekat perbatasan-perbatasan. ACT juga menyiapkan bantuan medis lanjutan bagi para korban yang membutuhkan penanganan lebih serius, operasi hingga bantuan penyedian alat bantu prostetik (artificial limbs).
Selain itu, ACT juga memberikan bantuan santunan bagi anggota keluarga yang ditinggal wafat karena menjadi korban agresi tersebut.
"Bantuan medis sesungguhnya telah berjalan sejak perayaan Great Retum March (GRM) sejak 2018, hingga setiap Jumat saat GRM itu diperingati di perbatasan-perbatasan. ACT membuka posko kesehatan di perbatasan, termasuk memberikan layanan kesehatan mobile kepada warga Gaza ke beberapa klinik kecil, sekolah-sekolah atau pusat-pusat komunitas warga di Gaza," tutur Bambang.
Hingga saat ini, bantuan penyediaan Bank Darah yang diinisiasi ACT juga dimanfaatkan untuk warga Gaza yang menjadi korban serangan. Kolaborasi ACT dengan Central Blood Association di Khan Younis Gaza, tersedia di banyak titik di jalur Gaza, seperti di universitas, masjid, dan tempat umum lainnya.
Sejak September lalu, ACT telah menargetkan kesediaan 1.000 kantong darah untuk menyuplai kebutuhan pasien-pasien di Gaza. Hingga Desember nanti, 1,000 kantong darah ditargetkan mampu memenuhi jumlah kebutuhan darah di Gaza.
ACT terus mengajak masyarakat dermawan untuk bersama membantu warga terdampak konflik kemanusiaan di Palestina. Sahabat Dermawan dapat berdonasi langsung melalui tautan bit.ly/kalselforhumanity
Baca Juga:ACT Masifkan Bantuan untuk Palestina Pascaeskalasi Serangan
Baca Juga:Anak-anak Nelayan Desa Rampa Bergembira Bersama Karin
Reporter: Musnita SariEditor: Fariz Fadhillah