Melihat pelaku akan diamankan, warga bukannya membantu. Mereka malah berusaha menyerang pelaku dengan senjata tajam dan kayu.
Padahal Bripka Herry sudah mengaku polisi dan meminta warga untuk membantunya memasangkan satu borgol ke tangan pelaku.
Bripka Herry yang berusaha mengamankan pelaku pun kewalahan. Di satu sisi ia harus mengamankan pelaku yang di tangannya menggenggam parang, di sisi lain ia juga harus menghentikan warga yang berkali-kali berusaha menyerang.
"Pelaku sudah sempat saya kunci, sampai-sampai kami berdua terjatuh ke tanah. Saya sudah berteriak ke warga bahwa saya polisi. Tapi warga yang emosi masih saja menyerang korban. Bahkan saya lupa berapa kali saya sempat terkena serangan warga," tuturnya.
POPULER SEPEKAN: Jasad Dipocong Karung di HST hingga Rapid Tes Penumpang Feri Tanjung Serdang
Meski takut, Bripka Herry yang tak ingin bentrokkan semakin melebar berupaya mempertahankan kuncian.
“Secara manusiawi pasti takut, namun jika kuncian lepas bentrok pasti tak terelakkan. Pelaku yang menggenggam parang pasti akan menyerang warga kembali. Sebaliknya warga yang emosi pasti akan berusaha menghakimi pelaku,” akunya.
Akibat tindakan berani itu Bripka Herry harus menderita luka di kaki akibat sabetan sajam pelaku. Ia pun dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Banjarmasin.
Pelaku yang berontak berhasil meloloskan diri dari kuncian Bripka Herry. Sejurus itu ia pergi dari lokasi keributan bersama seorang wanita yang menggendong anak dengan sepeda motor.
Lantas, apa duduk perkaranya?
Kapolsek Banjarmasin Tengah, Kompol Irwan Kurniadi menjelaskan insiden tersebut berawal dari kecelakaan yang menimpa pelaku Iwan.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya: