Nasional

DPR Sebut Energi Fosil dapat Dialihkan Menjadi Produk Petrokimia

Apahabar.com, JAKARTA ­– Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengungkapkan meski kondisi global sudah mengarah…

Featured-Image
Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto dalam Forum Kapasitas Nasional II 2022 di Jakarta Convention Center. Foto: BS – Apahabar.com

Apahabar.com, JAKARTA ­- Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengungkapkan meski kondisi global sudah mengarah pada transisi energi, sumber cadangan energi fosil seperti batubara, minyak, dan gas harus tetap dimaksimalkan dalam hal eksplorasi dan eksplotasi.

Hal tersebut karena energi fosil selama ini menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Meski begitu, untuk pemanfaatnya yang sebelumnya digunakan untuk energi primer dapat dialihkan sekaligus diorientasikan menjadi produk petrokimia industri.

"Itulah yang kita tekankan pembangunan refinery tidak semata-mata mengelola energi fosil menjadi bahan bakar minyak, tapi juga perlu mengubahnya menjadi petrokimia industri," katanya dalam Forum Kapasitas Nasional II 2022 di Jakarta Convention Centre, Kamis (28/7/2022).

Politisi Partai Nasdem ini menyebut hal ini kebutuhan impor petrokimia industri saat ini yang mencapai sebesar 40 persen dari total volume impor. Adapun produk petrokimia industri yang diimpor sebagian besar merupakan turunan dari gas dan minyak.

Bahkan Sugeng menyontohkan bahan baku paracetamol terdapat turunan bahan petrokimia industri gas. Pihaknya juga mendorong agar kilang minyak Pertamina Refinery IV di Cilacap dapat membuat bahan paracetamol. Selain itu, petrokimia industri juga dapat diproyeksikan menjadi pupuk, pakaian, dan lain-lain.

"Bayangkan impor produk petrokimia industri sebesar USD340 juta atau setara hampir Rp5 triliun," pungkasnya. (Kindy)



Komentar
Banner
Banner