bakabar.com, PELAIHARI – Petani tambak di Desa Muara Kintap, Kecamatan Kintap, Tanah Laut merugi hingga ratusan juta. Pasalnya, tambak mereka hancur diterjang gelombang laut pasang yang terjadi pekan lalu.
Semula, petambak berharap kondisi secepatnya pulih lantaran sempat panen minggu lalu. Namun faktanya mereka terpaksa gigit jari.
“Kami sempat berharap air pasang tidak sampai menggenangi tambak dan cepat surut. Namun faktanya air pasang malah sampai ke tambak. Sejumlah tanggul tambak jebol,” kata petani tambak di Muara Kintap, M Yusuf kepada bakabar.com, Kamis (23/12).
Abrasi gelombang laut pasang yang menghantam pemukiman pada Kamis lalu berdampak besar terhadap tambak mereka. Ratusan hektare tambak yang sudah diisi udang dan kepiting menghilang akibat disapu gelombang pasang.
“Harapan tinggal harapan karena bukannya berhasil malah pupus. 200 kilo udang yang ditabur dan berumur 2 bulan hilang akibat air pasang,” keluhnya.
Selain udang 200 kilogram, kepiting yang dibudidayakan sudah berumur kurang lebih 1 bulan juga habis tersapu gelombang.
Akibat peristiwa alam itu, petambak yang terdiri dari beberapa kelompok tani di daerah tersebut merugi hingga ratusan juta.
“Kami perkirakan kerugian petani tambak udang dan kepiting capai ratusan juta,” kata Yusuf.
Mereka pun, kata Yusuf tidak bisa berbuat apa-apa. Pasalnya selain isi yang habis sebagian tambak juga ikut jebol.
Ia menjelaskan ada dua lokasi petani tambak di Desa Muara Kintap yakni di Kampung Bugis, Dusun 3, RT 8 dan 9, serta RT 11 Kampung Baru.
Sempat, lanjut Yusuf, pengharapan mereka hasil tambak akan normal. Sebab mereka sempat satu kali panen besar. Namun kini kembali merugi bukan karena aktivitas tambang namun bencana alam.
Apalagi, cerita Yusuf, hanya dari usaha tambak ini mereka bisa membantu perekonomian keluarga dan diputar setiap 3 bulan panen.
“Semoga kejadian ini mendapat perhatian pemerintah. Harapan kami pemerintah bisa membantu kami bibit udang dan kepiting dan pupuk,” tandas Yusuf.