Disleksia

Disleksia, Kesulitan Membaca dan Gangguan Tumbuh Kembang pada Anak

Disleksia tergolong gangguan saraf pada otak yang memproses bahasa. Kondisi ini bisa dialami oleh anak-anak.

Featured-Image
Ilustrasi anak dengan disleksia atau kesulitan dalam belajar. Foto: Freepik

bakabar.com, JAKARTA - Disleksia tergolong gangguan saraf pada otak yang memproses bahasa. Kondisi ini bisa dialami oleh anak-anak. Kenali gejala dan pencegahannya sejak dini.

Disleksia (dyslexia) adalah gangguan tumbuh kembang yang ditandai dengan kesulitan untuk membaca.

"Penderita disleksia mengalami kesulitan mengungkapkan kata-kata dan kemampuan mengeja yang buruk," kata Katie Davis PsyD, neuropsikolog di New York, seperti dikutip dari Everyday Health.

Penderita disleksia memiliki gejala yang bervariasi pada tiap orang. Seseorang dengan disleksia bisa juga mengalami kesulitan dalam kelancaran membaca, memahami sesuatu dan pengucapan. 

Gangguan ini bukan kondisi yang baru, karena telah ada hampir 150 tahun yang lalu. Pada 1878, seorang ahli saraf Jerman memperhatikan beberapa pasiennya mengalami kesulitan membaca dan menyusun kata-kata dalam urutan yang salah.

Baca Juga: Ibu-ibu Keluhkan Rendahnya Akses Pendidikan dan Kesehatan Anak Autisme

Meskipun demikian, gangguan ini tidak memengaruhi tingkat kecerdasan penderitanya. Sangat mungkin bagi seseorang pengidap disleksia tetap berprestasi baik di sekolah atau pekerjaan.

Namun dalam kasus terparahnya, beberapa anak dengan disleksia harus mengikuti program bimbingan belajar atau menerima pendidikan khusus.

Tanda dan Gejala Disleksia

Mengenali Tanda dan Gejala Disleksia. Foto: Freepik
Mengenali Tanda dan Gejala Disleksia. Foto: Freepik

Kondisi ini dikategorikan menjadi ringan dan berat. Diperkirakan 15% hingga 20% dari populasi mengalami gejala ini.

Disleksia biasanya terdeteksi saat di sekolah, diketahui oleh guru atau orang tua yang mengamati masalah membaca pada seorang anak. Banyak yang tidak menyadari disleksia hingga usia dewasa. 

"Saat mengetahuinya, anak-anak sering dirujuk ke psikolog atau spesialis lain untuk evaluasi dan mengetahui kebutuhannya," kata Kimberly R. Freeman, PhD, dari Universitas Loma Linda di San Bernardio, California.

Tanda disleksia pada Anak-anak
- Telat dan kesulitan berbicara
- Kesulitan belajar dan mengenal huruf
- Salah mengucapkan kata-kata
- Kesulitan mempelajari lagu anak-anak atau yang memiliki irama
- Ketidak mampuan untuk mengingat
- Kesulitan memahami pembicaraan

Baca Juga: 1,9 Juta Anak Penyandang Autisme di Indonesia Masih Tak Sejahtera

Disleksia juga dapat terjadi pada remaja dan orang dewasa, dengan tanda-tanda seperti:
- Kesulitan mengeja
- Kesulitan dalam memahami lelucon dan berekspresi
- Kesulitan membaca dan mengeja kalimat

Mendiagnosis Disleksia

Disleksia tidak dapat disembuhkan, namun penanganannya bisa dilakukan dengan meningkatkan keterampilan dan kualitas hidup mereka dengan disleksia. Proses menangani anak dengan disleksia mungkin akan membutuhkan tenaga dan waktu yang lama.

Meskipun tidak dapat disembuhkan, namun disleksia dapat dicegah dengan melakukan deteksi dini. Seperti membiasakan membaca buku sejak dini dan mengajaknya melakukan interaksi bersama.

Sebagai orang tua dengan anak yang memiliki disleksia, melakukan pembelajaran tambahan di rumah akan membantu. Seiring anak berlatih membaca, maka semakin cepat peningkatannya.

Jika guru di sekolah tidak menyadari hal tersebut, dapat berkonsulasi dengan dokter anak profesional. Dan akan dirujuk pada spesialis disleksia, seperti patologi wicara, neuropsikolog, atau profesional lainnya.

Dengan melakukan konsultasi dengan seorang ahli, disleksia dapat ditangani secara baik dan mengurangi risiko yang terjadi di masa depan.

Editor


Komentar
Banner
Banner