bakabar.com, TANJUNG - Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Tabalong melalui Bidang Informasi dan Komunikasi Publik (IKP), menggelar Workshop Satu Desa Satu Free WiFi untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Tabalong pada Rabu (22/10).
Workshop dengan tema Internet Produktif dimoderatori oleh Kabid IKP Diskominfo, Rully Febriansayah, bertempat di Aula Kantor Desa Kasiau Raya, Kecamatan Murung Pudak.
"Melihat yang hadir di tempat ini, kami lihat hampir semuanya memegang handphone android. Karenanya bukan hal asing lagi bagi masyarakat desa ini berhubungan dengan internet," ujar Rully, mengawali memandu kegiatan workshop.
Kepala Desa Kasiau Raya, Adha Riyadi mengatakan, selama ini pihaknya telah dan terus berupaya memaksimalkan perluasan jaringan internet di desa setempat. Supaya tidak lagi dicap sebagai salah satu desa blankspot.
"Apalagi sekarang masyarakat dalam fase kecanduan handphone dan internet. Sehingga kami berupaya keras agar masyarakat tidak lagi menghadapi kesulitan sinyal," kata Adha.
Sistem digital desa yang baik, sambung Adha akan mempermudah akses dqlam pelayanan pemerintahan dan dalam aspek pemasaran.
"Mudah-mudahan di tahun 2026, kita siap. Juga termasuk rencana kami menyiapkan staf khusus untuk sistem digital desa. Terima kasih Diskominfo," ucap Adha mengakhiri.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Tabalong, Eddy Suriyani mengatakan narasumber yang dihadirkan pihaknya, sudah dikenal luas yaitu Awik Hadi Widodo dari Jika Maka.
"Semoga dari workshop ini nanti masyarakat semakin mahir digital. Masyarakat mengertu literasi digital dan internet sehat," ujar Eddy.
Dia menyebutkan sebanyak 229 juta penduduk Indonesia, saat ini terkoneksi internet. Kecuali mereka yang sudah tua dan masih balita. Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia merilis Indeks Masyarakat Digital Kabupaten Tabalong berada pada peringkat ketiga di Provinsi Kalimantan Selatan dengan angka indeks sebesar 51,74 persen.
Eddy selanjutnya menjelaskan tentang produk digital yang antara lain berupa sosial media, streaming, e-commerce (jual beli di internet), website, Artificial Intelegence (AI) dan lainnya. Soal literasi digital, kompetensi literasi digital, etika di ruang digital, digital memangkas batas, sosial media safety, serta digital skill.
Sementara Awiek Hadi Widodo. Narasumber dari Jikamaka menekankan pentingnya digital culture melalui penggunaan bahasa yang baik dan benar dalam dunia digital.
“Sesuatu itu tergantung cara penyampaiannya. Baik maksudnya belum tentu penyampaiannya, komunikasinya baik,” kata pria asal Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur.
Ia mengatakan pernah menjadi narsum Pelatihan Hidroponik di Desa Kasiau Raya ini. Kesempatan kali ini adalah sharing mempergunakan internet medsos supaya berdampak positif, bermanfaat untuk kebaikan. Awal yang penting dilakukan menurutnya adalah membangun komunikasi kewirausahaan UMKM yang baik.