Pertumbuhan UMKM

Pengusaha Beralih Ambil Kredit Komersial, Sinyal Pertumbuhan UMKM Naik Kelas

Sebanyak 2 juta UMKM yang dikelola BRI naik kelas setiap tahunnya.

Featured-Image
Direktur Utama BRI Sunarso menjadi pembicara dalam Forum Diskusi Gerakan Kemitraan Inklusif untuk UMKM Naik Kelas, Senin (3/10). (Foto tangkapan layar)

bakabar.com, JAKARTA – Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan bahwa menurut data yang dimiliki BRI, setiap tahun sebanyak 2 juta UMKM sudah naik kelas. Hal tersebut dapat terlihat dari banyaknya pengusaha yang sudah berhasil mengambil kredit komersial.

“Orang dikasih Kredit Usaha Rakyat (KUR) Rp5 juta kemudian lunas dan dia ngajuin kredit lagi, dan ternyata dia sudah tidak butuh kredit yang disubsidi Pak Teten itu sudah naik kelas,” ujarnya dalam Forum Diskusi Gerakan Kemitraan Inklusif untuk UMKM Naik Kelas yang disiarkan secara daring, Senin (3/10).

Menurut data BRI Micro & SME Index menyimpulkan bahwa aktifitas UMKM di Indonesia mengalami kenaikan. Hal itu dikarenakan berdasarkan tiga index penilaian yang meliputi aktifitas bisnis, sentimen bisnis UMKM, dan kepercayaan pelaku UMKM terhadap kemampuan pemerintah mengelola berbagai tantangan ekonomi mencatatkan index di atas 100 persen.

Berdasarkan data yang dikeluarkan Bloomberg peluang Indonesia mengalami resesi adalah 3 persen. Jadi walaupun di tengah tantangan global, hal yang penting untuk dimiliki UMKM untuk naik kelas adalah rasa optimis.

Tercatat berdasarkan data, Indonesia saat ini memiliki 64 juta UMKM dengan porsi pelaku usaha sebanyak 99,9 persen. Saat ini, UMKM juga memiliki kontribusi dalam penyerapan tenaga kerja sebanyak 92 persen. Sehingga untuk mecapai kesejahteraan masyarakat, negara harus berfokus pada UMKM.

“Jadi UKM bukan hanya tumbuh saja tapi mau meratakan sekaligus itu yang penting,” jelasnya.

Sehingga untuk bisa menumbuhkan dan meratakan UMKM yang diperlukan adalah edukasi termasuk yang inklusif seperti pendampingan. Dengan edukasi artinya secara tidak langsung pemerintah mendidik pelaku usaha supaya memiliki nilai tawar.

Menurutnya dengan memiliki nilai tawar, maka bank tidak akan ragu untuk bisa memberikan bunga lebih rendah. Dirinya mencontohkan perusahaan yang memiliki nilai tawar adalah perusahaan yang secara administrasi, kepemimpinan, manajerial dan akses pemasaran yang bagus dan hal itu hanya bisa dicapai dengan pendampingan.

Sunarso mengungkapkan jika suatu UMKM secara aspek lain sudah bagus, maka bank tidak akan ragu untuk memberi permodalan. Sehingga walaupun modal memang bisa membantu, namun tidak semua masalah UMKM hanya terfokus pada permodalan.  

“UMKM yang semakin bagus makin butuh modal, jadi itu yang disebut naik kelas dan yang naik kelas itu karena bagus,” tutupnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner