Kalsel

Dinkes Bantah Banjarbaru KLB Hepatitis A

apahabar.com, BANJARBARU–Kabar kalau hepatitis A masuk Kejadian Luar Biasa (KLB) di Banjarbaru dibantah Dinas Kesehatan (Dinkes)…

Featured-Image
Puluhan pelajar SMPN 4 Banjarbaru positif hepatitis A. Foto-dok/apahabar.com

bakabar.com, BANJARBARU-Kabar kalau hepatitis A masuk Kejadian Luar Biasa (KLB) di Banjarbaru dibantah Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat.

“Status hepatitis A di Banjarbarutidak KLB. Kondisi sekarang adalah peningkatan kewaspadaan kasus hepatitis A,” ujar Kasi P2PM Dinkes Banjarbaru Siti Khadijah saat dihubungi bakabar.com, Sabtu (14/12) pagi.

Ia pun menjelaskan, hal ini sesuai surat edaran nomor 443/4230-P2P/Dinkes yang menerangkan imbauan peningkatan kewaspadaan terhadap meningkatnya kasus hepatitis A.

“Untuk status KLB itu hanya dinyatakan oleh Wali Kota berdasarkan data dan laporan dari SKPD. Itu bila kondisi sangat signifikan sampai ratusan lebih yang kena penyakit tersebut,” Jelas Siti.

Senada dengan Siti, Komisi 1 DPRD Banjarbaru, Ahmad Nur Irsan Finazli menegaskan hal yang sama.

“Banjarbaru tidak menetapkan KLB, isu itu berkembang karena persepsi masyarakat yang belum tahu mengenai apa itu KLB dan apa itu hepatitis A,” katanya.

Akibat kabar hoaksyang tersebar melalui broadcast sosial media tersebut, Komisi 1 DPRD Banjarbaru mengadakan rapat dengan mengajak serta seluruh pihak yang terlibat.

“Kami ada rapat tertutup dengan Dinkes, Disdik, RS Idaman, Kepsek SMPN4Banjarbaru, Asisten 2 dan Kepala puskesmas LU, rapat nya (12/12) Kamis pagi hingga siang,” terang Wakil Ketua Fraksi Keadilan Sejahtera Amanat Nasional (Kesan) ini.

Dimana dari hasil rapat tersebut, diputuskan untuk selanjutnya akan ada sosialisasi Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ke semua masyarakat melalui simpul masyarakat dan sekolah-sekolah.

“PemkotBanjarbaru melalui SKPD terkait sudah melaksanakan penanganan dengan baik dan tepat. Bahkan sebenarnya sudah dipantau sejak Juni 2019 lalu dengan adanya kasus Hepatitis A di beberapa kelurahan tapi hanya sedikit saja,” jelasnya.

Karena paradoks bagi Banjarbaru adalah sebagai Kota Adipura dan sekolah Adiwiyata. Sehingga ia rasa perlu untuk dilakukan tindakan lebih lanjut selain pemeriksaan.

“Gambaran Banjarbaru kan kota Adipura dan sekolah Adiwiyata tapi kok terpapar Hepatitis A dan DBD juga penyakit yang gara-gara hidup tidak bersih, sehingga selain pemeriksaan kita lakukan juga sosialisasi kedepannya,” imbuhnya.

Sedangkan untuk peran DPRD sendiri dalam penanganan Hepatitis A sebagai pengawas. “Memantau jalannya program PemkotBanjarbaru,” pungkasnya.

Baca Juga: Hepatitis A Serang 53 Siswa SMPN 4 Banjarbaru, Dinkes: Bukan KLB

Baca Juga: Cara Kenali Penyakit Hepatitis B

Reporter: NurulMufidah
Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner