bakabar.com, JAKARTA - Penetapan Idulfitri pada tahun 2023 kembali berbeda waktu.
PP Muhammadiyah menetapkan Idulfitri jatuh pada Jumat (20/4), sedangkan pemerintah pada Sabtu (21/4).
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsudin menilai perbedaan tersebut tidak menjadi masalah yang berarti.
"Soal perbedaan waktu Idulfitri ini pernah terjadi meskipun tidak selalu setiap tahun, Alhamdulillah umat Islam sudah dewasa menghadapi perbedaan ini," kata Din setelah salat id di Jakarta Internasional Equestrian Park, Pulo Mas, Jakarta Timur, Jumat (20/4).
Din tetap meminta kepada pemerintah untuk tetap menjadi penengah soal perbedaan penetapan Hari Raya Idulfitri.
"Pemerintah menjadi penengah yang berada di atas untuk semua kelompok," ucapnya.
Momen Idulfitri saat ini, Din Syamsuddin juga mengajak masyarakat untuk kembali kepada fitrah (sifat asal) manusia pada khususnya, serta Indonesia pada umumnya.
Din menjelaskan bahwa fitrah kemanusiaan memiliki dimensi ganda. Pertama adalah dimensi kesucian untuk kembali kepada kesucian diri. Kedua adalah dimensi potensi kekuatan, yang artinya tampil dengan kekuatan baru.
"Ibadah Ramadhan yang lalu telah membawa kaum Muslimin dan Muslimat kembali kepada fitrah kemanusiaan yang sejati," pungkasnya.