bakabar.com, BANJARMASIN - Sempat kolaps akibat banjir dan pandemi Covid-19, Rumah BUMN Banjar kembali bangkit dengan memaksimalkan digitalisasi.
Diketahui, Rumah BUMN Banjar berdiri pada 2017 silam.
Awalnya berlokasi di Martapura, Kabupaten Banjar.
Namun pascabanjir hebat Januari 2021 lalu, Rumah BUMN Banjar pun ikut terimbas. Ditambah lagi badai pandemi Covid-19.
Alhasil, Rumah BUMN Banjar pindah ke Jalan Ahmad Yani, Kilometer 34,5, Banjarbaru.
“Kami pindah ke Banjarbaru pada awal 2023 kemarin,” ucap Staf Administrasi Rumah BUMN Banjar, Muhammad Sarfani kepada bakabar.com, Rabu (3/5).
Setelah 4 bulan berjalan, Rumah BUMN Banjar kembali berbenah.
Mulai dari tempat hingga pemasaran produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di media sosial seperti Instagram, WhatsApp, dan marketplace.
Bahkan ke depan pihaknya akan mempromosikan via e-commerce milik BRI yakni Lokaloka.
“Segala cara akan kami lakukan untuk membantu pelaku UMKM,” katanya.
Sedikitnya, terdapat puluhan produk UMKM binaan Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang mejeng di Rumah BUMN Banjar.
“Produk tersebut terdiri dari craft, FnB dan fesyen,” sebutnya.
Ia mengatakan produk terlaris didominasi FnB karena pasarnya sangat luas.
“Bahkan jumlah barang yang laku mencapai ratusan per bulan, sehingga perputaran uangnya cepat” bebernya.
“Sementara untuk produk kerajinan sepi peminat di sini,” sambungnya.
Bagi pelaku UMKM yang ingin bermitra dengan Rumah BUMN Banjar, jelas dia, cukup menjadi nasabah BRI.
“Bagi UMKM yang memiliki produk dan ingin berkembang bersama Rumah BUMN Banjar, cukup menjadi nasabah BRI,” ujarnya.
“Apabila pelaku UMKM belum mengantongi izin dan kemasannya kurang menarik, maka akan kami bantu,” lanjutnya.
Menurutnya, semua dilakukan agar BRI benar-benar hadir dan membangun negeri melalui UMKM.
“BRI berkembang dan UMKM juga berkembang. Ini semata-semata untuk kemajuan Indonesia,” tutupnya.
Tulang Punggung Ekonomi
Ekonom Kalimantan Selatan, DR Ahmad Murjani mengatakan UMKM merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia.
“Sehingga harus dibina dan diperhatikan oleh pemerintah pusat maupun daerah,” jelas Murjani kepada bakabar.com, Kamis (4/5) pagi.
Selama ini, sambung dia, pelaku UMKM terkendala dalam hal perizinan dan permodalan.
“Saya mendorong pemerintah dan perbankan turun tangan. Misalnya memberikan pinjaman modal dengan syarat khusus,” bebernya.
Setelah itu, menurutnya, pemerintah juga harus berperan aktif mempromosikan barang-barang tersebut. Terutama produk-produk dalam negeri.
“Apabila pelaku UMKM sudah dibina, maka tidak ada lagi gap antara pengusaha besar dan kecil,” tutupnya.