bakabar.com, BANJARMASIN - Seorang siswa sekolah dasar (SD) di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, berinisial MHD (10 tahun), dikabarkan meninggal dunia, Sabtu (20/5).
Siswa kelas tiga SD tersebut meninggal setelah beberapa hari menjalani perawatan di rumah sakit.
Kakek siswa tersebut, HY (52 tahun) menduga cucunya sempat dikeroyok oleh kakak kelasnya, hingga akhirnya masuk rumah sakit dan dinyatakan meninggal dunia.
Menurut HY, diduga pengeroyokan itu terjadi pada Senin (15/5).
Saat MHD pulang ke rumah, dia disebut mengeluhkan kesakitan kepada orang tuanya.
“Pada waktu itu saya minta agar tidak sekolah terlebih dahulu, sebelum sakit badannya sembuh total,” ucap HY dilansir Republika, Sabtu (20/5) malam.
Namun, MHD disebut tetap pergi ke sekolah pada Selasa (16/5).
Menurut HY, cucunya diduga kembali mengalami pengeroyokan.
Ia mengatakan cucunya mengalami kejang-kejang dan langsung dibawa ke Rumah Sakit (RS) Primaya, Sukaraja.
HY bilang cucunya semula tidak mau berbicara mengalami pengeroyokan, baik kepada keluarga maupun dokter di RS.
Kemudian, kata dia, dokter berpura-pura meminta kepada pihak keluarga untuk keluar ruangan.
Padahal, keluarga bersembunyi di balik tirai di ruangan pemeriksaan.
Saat itu, menurut HY, cucunya baru menyampaikan dikeroyok oleh kakak kelasnya di sekolah.
Karena informasi itu, kata HY, akhirnya cucunya dipindah ke RS Hermina, Sukaraja, karena RS Primaya tidak menerima pasien korban tindak kekerasan.
HY mengatakan kondisi cucunya kritis selama tiga hari di rumah sakit dan kemudian dinyatakan meninggal dunia pada Sabtu, sekitar pukul 08.00 WIB.
Menurut dia, berdasarkan hasil visum, cucunya mengalami luka pecah pembuluh darah, serta ada bagian yang retak pada bagian dada dan tulang punggung.
Kepala Polsek (Kapolsek) Sukaraja, Kompol Dedi Suryadi mengaku sudah mendapat laporan dari warga soal dugaan pengeroyokan terhadap MHD.
Dari laporan warga, kata dia, pihaknya menemui keluarga korban.
Ia mengatakan pengeroyokan itu masih dugaan. Polisi akan melakukan penyelidikan.