Peristiwa & Hukum

Dicekik hingga Dilukai Pakai Sajam, Cerita Korban KDRT di Banjarmasin

MW (23) akhinya sudah bisa tersenyum, setelah berbulan-bulan mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) oleh suaminya SMY (28).

Featured-Image
Ilustrasi. Foto-Net

bakabar.com, BANJARMASIN - Seorang wanita Banjarmasin berinisial MW (23) menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan suaminya SMY (28). Kekerasan yang dialaminya tidak hanya dipukul dengan tangan, tapi juga dilukai dengan dengan memakai senjata tajam.

Pada bakabar.com, MW bercerita, awal mula terjadinya KDRT yang membuatnya melaporkan suaminya ke polisi adalah ketika dirinya ikut suaminya kerja di salah satu perusahaan sebagai penagih.

"Dia baru saja masuk, sekitar satu bulan bekerja di situ," ucapnya kepada saat ditemui bakabar.com, Jumat (20/10) kemarin.

Dirinya kemudian diantar pulang oleh suaminya ke rumah di kawasan Alalak Selatan, Banjarmasin Utara. Entah ada masalah apa di pertengahan bekerja, ia kemudian diantar pulang.

"Saat itu saya diantar pulang ke rumah, lalu saya tidur di dalam kamar," ucapnya.

Tiba-tiba suaminya menghampiri MW di dalam kamar dan menyerang dirinya.

"Dia datang dan langsung menyerang saya sambil berkata: Mau kamu apa?" kata MW mengingat kejadian itu.

"Lalu dia pergi dan mengunci saya dari luar, saat itu saya tidak bisa berbuat apa-apa," sambungnya.

Setelah suaminya keluar rumah, R (anak MW) kemudian ingin masuk ke dalam kamar. Melihat pintu terkunci, ia pun memanggil sang nenek EW (ibu dari MW).

Setelah membuka pintu kamar tersebut, MW mengaku ditemukan dalam kondisi lemas dan bersimbah darah.

Pasca kejadian itu, MW trauma. Iamengaku, selama 3 bulan tidak berani keluar rumah orangtuanya.

"Tapi setelah dia ditangkap saya mulai lega, saya berharap dia bisa diproses hukum sebagaimana mestinya," tegasnya.

MW melanjutkan, sebelum ditangkap polisi, SMW sempat mengajukan damai dengan mengasih uang Rp10 juta, asalkan dirinya mau mencabut laporan tersebut.

"Tapi saya tidak mau, saya mau memaafkan, tapi proses hukum tetap harus berjalan," ungkapnya.

MW sendiri tidak menyangka dengan perlakukan suaminya tersebut. Sebelum menikah,  suaminya dikenalnya sebagai orangnya sangat baik dan perhatian. Namun setelah berumah tangga kurang lebih 7 tahun, ia mendapatkan kekerasan setiap minggu.

"Dalam seminggu itu ada saja, kadang saya dicekiknya, muka saya ditutup bantal, mau teriak juga tidak bisa, karena dikunci dalam kamar terkadang," tuturnya sambil meneteskan air mata.

MW (23) memperlihatkan bekas luka yang dilakukan suaminya SMY (28). Foto-bakabar.com/Amrullah.
MW (23) memperlihatkan bekas luka yang dilakukan suaminya SMY (28). Foto-bakabar.com/Amrullah.

Sementara itu, EW (49) ibu kandung korban mengatakan, sudah tahu tentang perihal tersebut.

"Sebenarnya sudah tahu lama, dari awal menikah sekitar 7 tahun yang lalu. Cuman demi menjaga keluarganya kami diam. Namun, yang terakhir itu sudah keterlaluan anak saya hampir mati dibuatnya," ujarnya. 

EW sendiri mengetahui, anaknya bersimbah darah di dalam rumahnya saat cucunya R memanggilnya dan mengabarkan MW terkunci di dalam kamar.

"Semua rumahnya terkunci, cucu saya memanggil saya, lalu saya menghampiri dan setelah beberapa kali dipanggil, baru mendengar kalau anak saya minta tolong dan minta dibawa ke rumah sakit," bebernya.

Mendengar hal itu, EW pun lalu memanggil suaminya D dan mendobrak pintu kamar  putrinya tersebut.

"Saat masuk anak saya sudah tersandar bersimbah darah dengan banyak mata luka habis dianiaya SMY dengan sajam," tuturnya.

"Anak saya dianiaya katanya dengan pisau sejenis belati," tambahnya.

Atas perbuatan SMY itu, kedua orangtua dari MW yang sudah tidak tahan lagi lalu melaporkan KDRT itu ke Polresta Banjarmasin.

SMY kemudian ditangkap Satreskrim Polresta Banjarmasin dan Buser Polsek Banjarmasin Utara di rumah orang tuanya, tepatnya di Jalan Alalak Selatan, Banjarmasin Utara, pada Rabu (18/10/2023) lalu.

"Pelaku sudah kita amankan, kini dia berada kantor untuk proses hukum lebih lanjut," kata Kasat Reskrim Polresta Banjarmasin, Kompol Thomas Afrian, beberapa waktu lalu.

Editor


Komentar
Banner
Banner