Politik

Dianggap Politisasi Satu Abad NU, Cak Imin: Jangan Eksklusif!

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengaku merayakan peringatan Harlah Satu Abad Nahdlatul Ulama tak hanya sekadar basa-basi.

Featured-Image
Wakil Ketua DPR RI sekaligus Ketua Partai PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) Foto:apahabar.com/Daffa

bakabar.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengaku merayakan peringatan Harlah Satu Abad Nahdlatul Ulama tak hanya sekadar basa-basi. Sebab PKB mengaku merupakan bagian dari keluarga NU.

Untuk itu, ia menyayangkan banyak pihak berpandangan miring karena PKB menggelar tasyakuran Satu Abad NU, padahal PKB lahir dari rahim NU.

"Kita senang ada orang mencintai NU, bergabung dengan NU, Menyemangati NU. Kita berterimakasih. Jangan eksklusif, kita harus terbuka, menerima berbagai pihak untuk menjadi keluarga besar NU," kata Muhaimin di Kantor DPP PKB, Senen, Jakarta Pusat, Minggu (5/2).

Cak Imin tak khawatir banyak tarik menarik suara Nahdliyin di Pemilu 2024, terlebih PKB kerap dihadapkan dengan PPP dalam menyoroti keberpihakan nahdliyin. 

"Saya kira justru bertambah dengan ini semua, kekuatan bergabung, maka (orang) akan semakin tahu NU yang sesungguhnya, PKB yang sesungguhnya," ujarnya.

Ia menyebut PKB memiliki DNA NU karena didirikan oleh para pendiri NU. Namun, para pendiri NU juga ada yang mendirikan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sehingga klaim suara nahdliyin kerap saling beradu antar kedua partai.

Sementara, Ketua DPP PPP Yunus Razak menilai peringatan Harlah Satu Abad NU akan menjadi momentum untuk menguatkan khittah perjuangan NU. Namun ia enggan menyeret NU terjun ke gelanggang politik praktis dan tetap menjaga independensinya meski para pendirinya mendirikan partai.

"Semua warga Nahdliyin perlu berperan dalam menjaga khittah NU. Peran ini juga perlu diambil oleh semua partai politik dengan tidak menyeret NU ke gelanggang politik praktis," ujar Yunus, Selasa (31/1).

Editor


Komentar
Banner
Banner