Hot Borneo

Di Balik Bangkai Pesawat Kotabaru: 7 Tentara Sekutu Tewas di Perang Dunia II

Misteri penemuan bangkai pesawat di hutan Desa Bungkukan, Kelumpang Barat, Kotabaru, perlahan terungkap.

Featured-Image
Laporan Aircraft Accidents Archives berjenis pesawat B-25 Mitchell (North American B-25 Mitchell). Foto-Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN – Misteri penemuan bangkai pesawat di hutan Desa Bungkukan, Kelumpang Barat, Kotabaru, perlahan terungkap.

Sejarawan Kalimantan Selatan, Mansyur mengatakan, pesawat mengalami kecelakan pada 15 September 1945.

Pesawat tersebut berkode registrasi A47-19 dengan jenis penerbangan militer.

Jumlah kru pesawat keseluruhan ada 8 orang. Akibat insiden ini, sedikitnya 7 tewas dan 1 selamat.

“Ini berdasarkan laporan Aircraft Accidents Archives berjenis pesawat B-25 Mitchell (North American B-25 Mitchell),” ucap Mansyur kepada bakabar.com, Jumat (16/12) siang.

Insiden pesawat Mitchel di Desa Bungkukan ini menurut The Bureau of Aircraft Accidents Archives karena tertabrak saat mengawal pesawat Catalina ke daerah di tenggara Kalimantan.

“Lebih lengkapnya dalam laporan bertajuk Jatuhnya North American B-25 Mitchell di Borneo: 7 Tewas,” tutupnya.

Baca Juga: Sejarawan Bongkar Teka-Teki Bangkai Pesawat di Kotabaru!

Sebelumnya, puing pesawat itu adalah pesawat Amerika Serikat yang tergabung dalam blok sekutu yang era itu terlibat perang dengan armada Jepang menjelang akhir perang dunia II tahun 1945.

“Pada akhir pemerintah pendudukan Jepang di Kalsel sekitar Februari-Agustus 1945, wilayah ini berada dalam garis perang aktif. Pemboman oleh sekutu hampir setiap hari terjadi. Kesengsaraan meningkat, kehidupan rakyat mengalami kegoncangan hebat. Rakyat bertambah gelisah, tidak ada ketentraman,” ucap Mansyur kepada bakabar.com, Jumat (16/12).

Setelah Balikpapan jatuh pada awal Februari 1945, sambung Mansyur, mulailah serangan sekutu secara besar-besaran atas wilayah Kalsel.

“Sasaran serangan sekutu adalah Lapangan Terbang Ulin, kapal-kapal sungai, galangan kapal Koonan Kaiyoon, antena radio, pabrik karet Hok Tong dan lain-lain.”

“Menjelang awal Agustus 1945, serangan sekutu semakin kuat yang dilancarkan oleh pesawat terbang B 17, B 25, B 26, P 38 dan P 51,” jelas Dosen Prodi Pendidikan Sejarah FKIP ULM itu.

Alhasil, angkatan udara Jepang yang kecil itu pun musnah.

Pada serangan terakhir sekutu, lebih dari 80 buah pesawat terbang yang menyerang Banjarmasin.

“Semua tentara Jepang pada saat itu menyingkir ke Pegunungan Meratus,” pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner