DPRD Banjarbaru

Dewan Soroti RTH Banjarbaru Masih Kurang 30% Total Wilayah

apahabar.com, BANJARBARU – Keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Banjarbaru kurang dari 30% total wilayah mendapat…

Featured-Image
Anggota Komisi III DPRD Banjarbaru, Nurkhalis Anshari saat berada di salah satu RTH Banjarbaru. Foto-apahabar.com/Istimewa.

bakabar.com, BANJARBARU – Keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Banjarbaru kurang dari 30% total wilayah mendapat sorotan.

Sorotan datang dari Anggota Komisi II DPRD Banjarbaru, Nurkhalis Anshari.

Menurutnya, UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang pada pasal 29, paling sedikit RTH 30% luas wilayah.

Sementara di Banjarbaru sendiri, sebutnya memiliki luas wilayah 371,4 KM², belum capai seperti yang ditentukan.

Dari data 2021, kata politisi PKS ini, luas RTH publik yang tersebar di 268 titik di 5 kecamatan Banjarbaru, totalnya baru 939,09 hektar (9,39 Km²).

“Kedepan secara bertahap harus dicapai berdasarkan ketentuan dalam undang-undang," ujar Nurkhalis kepada bakabar.com, Kamis (27/1).

Sejauh ini, dia sudah mengusulkan beberapa lokasi untuk pembangunan RTH ke Pemkot Banjarbaru. Di antaranya dengan memanfaatkan fasilitas umum yang sudah ada.

“Baik itu taman olahraga, taman bermain anak maupun taman yang dilengkapi dengan peralatan fitnes outdoor, dan respon masyarakat pun sangat senang, sekaligus antusias menyambut itu,” katanya.

Namun ia pun tak memungkiri, jika memang perlu proses bertahap untuk mencapai target 30 persen tersebut.

“Tapi saya meyakini progres ke arah sana bisa terpenuhi oleh Pemkot Banjarbaru," yakin Nurkhalis.

Jika kedepan 30 persen itu terwujud, dia berharap 20 persennya merupakan RTH untuk publik.

Terkait fasilitas di RTH seperti Wi-Fi, menurutnya sebagai bentuk mewujudkan Kota Banjarbaru sebagai smart city. Namun juga perlu diperhatikan keefektifannya.

"Kalau saya tidak mengharuskan di setiap RTH ada Wi-Fi. Akan tetapi, ketika memang itu menjadi kebutuhan masyarakat berdasarkan kajian, maka tidak menjadi masalah,” katanya.

Namun kata dia, pemasangan Wi-Fi, indikatornya mengukur seberapa banyak pengunjung yang datang ke RTH tersebut.

“Tapi ketika RTH tersebut juga tidak banyak dikunjungi masyarakat, maka sangat mubazir kalau dipasangkan Wi-Fi," sambungnya.

Terakhir, Nurkhalis menegaskan, kreativitas apapun yang direncanakan akan ia dukung, asal berdasarkan sudut pandang kebutuhan yang memang diperlukan masyarakat.



Komentar
Banner
Banner