Kalsel

Dewan Pertanyakan Keseriusan Pemkab HST Kelola Pasar di Barabai

apahabar.com, BARABAI – Komisi II DPRD Hulu Sungai Tengah (HST) meangmbil sikap terkait keluhan pasar di…

Featured-Image
DPRD HST menggelar dialog dengan pejabat Pemkab HST terkait pengelolaan pasar di Gedung DPRD Lantai II, Kamis (27/2). Foto apahabar.com-HN Lazuardi.

bakabar.com, BARABAI – Komisi II DPRD Hulu Sungai Tengah (HST) meangmbil sikap terkait keluhan pasar di Barabai, yakni Pasar Keramat dan Agrobisnis, dengan memanggil dinas terkait di Pemerintahan Kabupaten.

Seperti diketahui, kedua pasar itu kerap dikriti banyak pihak. Baik semrawutnya, kebersihannya hingga tata letak pedagang yang meluber di ruas jalan untuk menggelar jualan.

Ketua Komisi II, Johar Arifin menilai, akibat kurangnya perhatian Pemkab HST terhadap pasar itu.

“Jadi kita perlu mengkoordinasikan ini dengan Pemkab bagaimana keseriusannya menata dan menertibkan kawasan pasar,” kata Johar saat dialog dan koordinasi atau dengar pendapat dengan pejabat Pemkab HST terkait di Gedung DPRD Lantaii II, Kamis (27/2).

Anggota Komisi II, Yazid Fahmi pun mengkritik terhadap kinerja penegak Perda, Satpop PP. Menurut Yazid banyak pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di pasar itu.

"Ini mohon maaf kalau pernyataan saya terlalu kritis. Tapi ini saya lihat sendiri, ada petugas Satpol PP yang berjaga di pasar. Ketika melihat ada pedagang yang berjualan di ruas jalan, malah dibiarkan saja," beber Yajid.

Kepala Bidang Ketentraman, Ketertiban dan Perlindungan Masyarakat Satpol PP, Haspiani menepis keadaan itu.

Satpol PP, kata Haspiani sudah berupaya menurunkan petugas piket atau petugas jaga untuk mengawasi ketertiban pasar.
Bahkan pihaknya juga berulang kali mengimbau agar pedagang tidak berdagang di ruas jalan.

Hanya saja, kata Haspiani tak sedikit pedagang yang patuh saat diberi arahan.

“Sesudah tidak ada petugas, pedagang kembali menggelar lapak,” kata Haspiani.

Berbeda dengan Kepala Dinas Perdagangan, Ali Fahmi. Ia tak menepis dengan pedagang yang menggelar lapak di ruas jalan sekitaran pasar.

Dalam waktu dekat, kata Fahmi, pihaknya akan melakukan pendekatan dengan para pedagang.

“Kami akan mengimbau lagi. Setidaknya para pedagang tidak lagi memaksakan diri berjualan di ruas jalan,” terang Fahmi.

Gayung bersambut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLHP), M Yani saat dialog itu menawarkan solusi.

Menurut Yani, pedagang yang menempati ruas jalan bisa saja menempati halaman Pasar Agrobisnis. Sebab halaman pasar itu cukup luas.

“Dari awal halaman itukan memang tidak dijadikan lahan parkir. Jadi saya tawarkan agar para pedagang direlokasi ke sana. Kalau untuk lahan parkir, saya pikir masih banyak di tempat lain," terang Yani.

Melihat rumitnya dialog saat itu, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Setda HST, Ainur Rafiq memberi pencerahan.

“Dalam waktu dekat, Maret mendatang, bersama dinas terkait kami akan meninjau kembali kawasan Pasar Keramat dan Agrobisnis,” kata Rafiq.

Hasilnya, lanjut Rafiq akan dikoordinasikan kembali.

“Saya berharap sekali kesadaran masyarakat, khususnya para pedagang agar peduli terhadap kenyamanan dan ketertiban di pasar," harap Rafiq usai agenda dialog dan koordinasi saat itu.

Dialog saat itu juga dihadiri empat dari delapan anggota Komisi II DPRD HST.

Perlu diketahui, Pasar Agrobisnis berbasis Modern di Barabai digadang-gadang sebagai pusat agrobisnis di Banua Enam, meliputi 6 kabupaten di wilayah hulu sungai.

Di atas tanah seluas 6.866,68 meter persegi, eks terminal Keramat Barabai, pasar itu berdiri.

Pembangunannya dimulai pertengahan 2017 dan difungsikan sejak November 2018 silam. Sempat diresmikan Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor. Tak sedikit dana yang dikeluarkan, Rp 38 miliar lebih.

Sementara Pasar Keramat, baru-baru ini ditata ulang. Bahkan hal itu diungkap Ali Fahmi sebagai kado Hari Jadi ke 60 HST.

Sebanyak 34 kios yang berjejer di pinggiran jalan dan 25 bangunan yang beralih fungsi dibongkar Tim Penertiban Pasar di bawah Pemkab HST, Kamis (05/12/2019) lewat.

Dibongkarnya kios-kios itu, selain sering digenangi air akibat drainase yang tersumbat, juga karena sudah tua.

"Akibat sering digenangi air, ini jadi tidak sehat. Jadi tempat berkembang biak nyamuk," kata Fahmi waktu itu.

Rencananya, 34 pedagang apam akan ditempatkan di kawasan Agrobisnis. Sementara 25 warung akan ditempatkan di eks SPBU Pasar Keramat.

Baca Juga:Kebakaran MAN 1, Pemkab HST Jalin Koordinasi dengan Kemenag

Baca Juga:Jumat Taqwa, Siraman Rohani Bagi ASN Pemkab HST

Reporter: HN Lazuardi
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin



Komentar
Banner
Banner