bakabar.com, PALANGKA RAYA â Kapolresta Palangka Raya, Kombes Dwi Tunggal Jaladri, melalui Kapolsek Bukit Batu Iptu Muludin, menceritakan kronologis penemuan jasad Yongki Astro Prayogi (41) di Bukit Batu Tangkiling.
Yongki sebelumnya dilaporkan hilang saat berada di kawasan Taman Wisata Alam Batu Banama Tangkiling Palangka Raya, Kalteng,
Iptu Muludin menuturkan, korban ditemukan oleh tiga anggota SAR gabungan sudah dalam keadaan meninggal di kaki Bukit Batu Tangkiling, pukul 09.45 WIB.
Menurut Muludin, dari keterangan Tim SAR bernama Gornelis Kopeng, sesampainya di lokasi Jalan Tjilik Riwut kilometer 32 depan Mako Brimob Polda Kalteng, dirinya bersama Mutaram dan Arif masuk melewati jalan sekitar 150 meter di samping rumah salah seorang warga.
Saat tengah mendaki, sebelum sampai di titik lokasi yang direncanakan, saksi mencium bau menyengat. Selanjutnya saksi berpencar untuk menemukan sumber bau tersebut.
Mutaram menyisir jalur atas, Arif menyisir sungai sedangkan Gornelis menyisir ke arah bukit.
Saat menyisir ke arah bukit, Gornelis melihat orang dengan celana jeans warna biru dan jaket warna biru tergeletak dengan posisi hampir tertelungkup miring ke arah kanan dan tertahan batang pohon dengan kondisi telah mengeluarkan bau dan menghitam.
“Kemudian Gornelis mendekat dan yakin bahwa benar itu adalah jasad korban,” tutur Muludin.
Selanjutnya jenazah korban segera dievakuasi oleh Tim SAR gabungan ke RSDS Palangka Raya untuk dilakukan visum dan memastikan penyebab kematian korban.
Diberitakan sebelumnya, Tim SAR gabungan berhasil menemukan Yongki Astro Prayogi (41) yang dilaporkan hilang saat berada di kawasan Taman Wisata Alam Batu Banama Tangkiling Palangka Raya, Kalteng, sejak lima hari lalu.
Kapolresta Palangka Raya, Kombes Jaladri menjelaskan, dari hasil visum yang dilakukan oleh dr Ricka Brillianty Zaluchu, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
Menurut dokter forensik, lanjut Jaladri, diduga korban meninggal sejak Minggu malam karena hipotermia atau penurunan suhu tubuh karena cuaca yang dapat mengakibatkan kematian.
Sementara Kasat Reskrim Polresta Palangka, Kompol Todoan A Gultom, menyatakan pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara.
“Hasil visum tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan,” ujarnya.
Kepala Instalasi Forensik dokter Ricka Brillianty Zaluchu, menegaskan, memang tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
Almarhum meninggal karena hipotermia. Kemungkinan, korban tergelincir saat mau turun hingga jatuh terguling dengan wajah duluan.
“Kita menemukan waktu kematian kurang lebih hari kelima dari hari dilaporkan hilang. Hal ini berdasarkan jumlah belatung yang sudah besar-besar di atas dua sentimeter,” imbuhnya.