Hot Borneo

Detik-Detik Mencekam Kapal Dibakar Massa di Tanah Laut: 50 Perahu Mengepung

apahabar.com, PELAIHARI – Bersama ABK lain, Jaya Hartono saat itu sedang menarik jaring yang sedang digunakan…

Featured-Image
17 ABK Kapal Wahyu Mina Barokah IV saat diamankan di Polres Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Foto: Istimewa

bakabar.com, PELAIHARI – Bersama ABK lain, Jaya Hartono saat itu sedang menarik jaring yang sedang digunakan guna menangkap ikan.

Namun belum selesai jaring ditarik, tiba-tiba muncul sekitar 50 perahu kecil. Mereka mengepung kapalnya dan dua kapal lain di dekatnya.

Dua kapal lain berhasil lolos. Sedang yang ditumpangi Jaya sudah tak bisa melarikan diri.

Saat itu puluhan perahu kecil terus mencoba memepet. Bahkan tali pada jaring yang belum selesai dikemas sudah dipotong massa dengan senjata tajam.

“Dipepet perahu-perahu kecil sana, terus dioyak [dikejar]. Kapal tiga itu termasuk kapal saya kan terus lari semua. Tapi kapal saya ketangkap, duanya lari. Lagi habis narik jaring, dipepet dan langsung payang (jaring) dipotong. Disuruh jalan kapal saya mau dibakar sekaligus orang-orangnya,” kata Jaya dilansir bakabar.com dari Detik.com, Minggu (17/4).

Jaya langsung menduga jika mereka semua adalah nelayan setempat. Para nelayan lokal gabungan itu, lanjutnya, menganggap tiga kapal cantrang yang beroperasi di perairan Jorong terlalu dekat dengan pulau. Hingga kuatir merusak terumbu karang.

Namun Jaya mengaku posisi kapal pada waktu melakukan operasi penangkapan ikan saat itu berada sejauh 20 mil lebih dari bibir pantai.

“Waktu itu itu berada sejauh 20 mil lebih kok, makanya saya kaget loh di pemberitaan kok 11 mil gitu,” terangnya di rumahnya, Desa Karangsekar, Kaliori, Kabupaten Rembang.

img

Dua di antara 17 orang ABK dari kapal yang dibakar massa di perairan Jorong, Kalimantan Selatan, Kamis (14/4). Foto: Detik.com

Imawan menambahkan rombongannya beruntung karena saat kapal hendak dibakar, ada tiga perahu nelayan kecil yang berbaik hati mau menyelamatkan mereka dan membawanya ke darat.

Massa yang merupakan nelayan lokal gabungan itu, kata Imawan, beberapa di antaranya ada yang membawa parang dan molotov yang dipakai untuk membakar kapal yang ia tumpangi.

“Ada tiga kapal kecil dari Banjarmasin yang tiba-tiba datang menawari pertolongan. Salah satu bapaknya bilang, ‘masnya kalau mau selamat sini naik ke sini, gitu.’ Mereka (massa) pakai bom molotov dan bawa parang panjang. Jaringnya itu dipotong,” terang Imawan.

Menurutnya, massa emosi melihat salah satu kapal yang lolos itu meletupkan semacam pistol. Akhirnya kapal yang ditumpangi Jaya dan Imawan dijadikan bulan-bulanan.

Seandainya salah satu kapal yang lolos itu tidak meletupkan sejenis pistol, kata dia, mungkin nelayan lokal gabungan yang mengepung kapalnya masih bisa diajak bernegosiasi.

“Yang bikin emosi itu ada letusan pistol itu. Aslinya kalau enggak ada mungkin kapal kami dibawa ke dermaga disandera saja, bisa tawar-tawaran,” ujarnya.

Waktu dibawa ke daratan, mereka pun harus menunggu terlebih dahulu. Sampai situasi dermaga benar-benar aman.

“Karena juga ada warga banyak, saya itu jadi ya dikepung di air ya di darat,” ujarnya.

Tetapi sesudah aparat kepolisian datang di dermaga, mereka mulai merapat.

“Baru kami ke darat, itu pun nunggu sampai agak sepi,” bebernya.

Setelah berhasil dievakuasi ke darat di dermaga, seluruh ABK yang sebanyak 17 orang kemudian dibawa dari pos di dermaga menuju ke Polres Tanah Laut dengan menggunakan bus polisi dan dikawal personel polisi.

Sampai di Mapolres Tanah Laut, seluruh ABK didata oleh anggota polisi. Selanjutnya difasilitasi biaya pemulangan semua ABK hingga sampai ke rumah masing-masing oleh Polres Tanah Laut.

“Selesai di pos dermaga itu semuanya langsung dibawa ke Polres kota (Tanah Laut), sehari semalam di sana,” ujarnya.

“Semuanya ditanggung Polresnya, sampai rumah. Iya diberi makan, rokok juga. Kalau barang pribadi pakaian dan dompet itu yang ikut terbakar. Hanya HP yang dibawa, karena letaknya kan mudah dijangkau. Namanya orang gugup jadi sedapatnya saja,” pungkasnya.

Sebagai pengingat, Jaya Hartono dan Dwi Okta Imawan adalah dua dari 17 ABK atau anak buah kapal KM Wahyu Mina Barokah IV yang dibakar massa di perairan Jorong, Kalimantan Selatan, Senin (11/4) lalu. Keduanya kini sudah dipulangkan ke rumahnya di Rembang.



Komentar
Banner
Banner