Sapu Rayung

Desa Bojong, Desa Perajin Sapu Rayung di Magelang

Bunga rayung, ijuk dan serabut kelapa telah meningkatkan ekonomi warga Desa Bojong, Magelang. Mereka mengolahnya menjadi sapu rayung.

Featured-Image
Pengrajin sapu rayung Bojong (Apahabar.com/Arimbihp)

bakabar.com, MAGELANG - Bunga rayung, ijuk dan serabut kelapa telah meningkatkan ekonomi warga Desa Bojong, Kabupaten Magelang. Mereka mengolahnya menjadi sapu rayung.

Setiap bagian pohon kelapa memiliki banyak manfaat. Salah satu bagian yang terlupakan namun memiliki manfaat adalah serabut kelapa. Dari tangan para ibu rumah tangga, setiap helai bahan material alam itu diolah menjadi sapu, sebuah alat rumah tangga yang memiliki nilai ekonomi.

Alat rumah tangga ini selalu dibutuhkan meski varian teknologi alat pembersih lantai modern bermunculan. Sapu produksi warga Desa Bojong itu dikenal dengan nama sapu rayung. 

Sapu rayung diproduksi warga di Desa Bojong, tepatnya di tepi jalan utama Magelang Yogyakarta. Di desa ini warga secara turun temurun ahli dalam membuat sapu. rayung.

"Sudah dari dulu membuat sapu. Di sini semua warga membuat sapu," kata salah satu perajin sapu Bojong, Siti Komariyah, Selasa (15/8).

Baca Juga: Mencicipi Buntil Lumbu, Kuliner Tradisional hanya Ada di Magelang

Ibu empat anak ini mengungkapkan, saat ini, terdapat setidaknya 40 keluarga yang memproduksi sapu rayung di daerahnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, jika material sapu khusus didatangkan dari berbagai wilayah di Magelang dan sekitarnya.

"Bunga rayung dibeli dari Banjarnegara 20 ribu rupiah per kilogramnya. Ijuk biasanya dari wilayah Magelang saja. Setelah kering lalu dirangkai jadi sapu, kadang bisa jadi 40 sapu," tutur Siti.

Setelah membuat, warga menjual sapu mereka secara langsung melalui toko kios di sekitar rumah. Dalam satu hari, warga Bojong minimal menghasilkan 25 batang sapu.

Perajin lain, Maryati menceritakan bahwa sapu produk yang dibuatnya selalu laris. Harga jualnya juga bervariasi mulai Rp 10 ribu hingga Rp 25.000 per satunya.

Baca Juga: Kampung Kwarasan, Kampung Sehat Karya Thomas Karsten di Magelang

"Biasanya, dari kios-kios itu diambil pengepul dari berbagai daerah dalam dan luar kota," kata Mariyati.

Saat musim kemarau seperti saat ini menjadi keuntungan bagi wara Bojong karena proses pengeringan material bisa maksimal. 

"Kembang rayung, ijuk dan bambu untuk gagang bisa cepat kering saat panas seperti sekarang. Kita lebih cepat menganam (merangkai) sapu," ujar Mariyati.

Ia mengatakan sapu rayung memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan sapu berbahan baku lainya.

"Sapu rayung lebih bersih saat untuk menyapu lantai, lebih kokoh dan tidak cepat tipis," pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner