bakabar.com, MAGELANG - Buntil lumbu adalah salah satu makanan tradisional yang sangat terkenal di Magelang, dan diolah berbeda dengan buntil pada umumnya.
Mengunjungi Magelang kurang lengkap rasanya kalau tak mencicipi kulinernya. Sebab, banyak kuliner menarik yang hanya bisa ditemukan saat wisata ke Magelang, salah satunya adalah buntil lumbu.
Buntil lumbu adalah salah satu makanan tradisional yang sangat terkenal di Magelang Raya. Jika pada umumnya buntil berbentuk gumpalan berisikan campuran makanan yang dibalut dengan menggunakan daun papaya. Namun di Magelang, buntil lumbu ini disajikan tanpa siraman santan atau olahan kering.
Dalam bahasa Jawa, 'buntil' berasal dari kata 'until-untul' yang berarti bungkusan yang diuntil-until (diikat-ikat). Sehingga makanan ini terlihat seperti bungkusan yang diikat.
Baca Juga: Sop Empal Bu Haryoko, Kuliner Magelang Sejak Masa Penjajahan Jepang
Berbahan daun lumbu sawah, masakan tradisional ini mampu bertahan dari zaman ke zaman. Pecintanya tak pernah surut meski banyak bersaing dengan makanan baru yang jauh lebih modern.
Buntil sebenarnya ada beberapa macam, seperti buntil daun pepaya, buntil daun talas, dan buntil daun singkong.
Tidak susah untuk menemukan penjual sayur buntil, karena sayur ini biasa dijual di warung-warung nasi dan penjual makanan kaki lima.
Namun ada salah satu warung yang sudah terkenal akan buntil lumbu ini yaitu buntil lumbu lapak Sutinah yang berada di Pasar Ngasem. Sutinah mengaku sudah 14 tahun berjualan buntil lumbu.
Daun lumbu yang lebar digulung rapi dan dimasukkan dalam bungkus daun pisang. Diberi olahan isi yang terbuat dari parutan kelapa, ada juga berisi campuran ikan tongkol, dan potongan cabai pedas. Kemudian diikat menggunakan tali rafia.
Baca Juga: Mencicipi Nasi Lesah, Kuliner Langka yang Hanya Ada di Magelang
Buntil lumbu di lapak Sutinah dijual dengan harga sangat terjangkau. Satu bungkus isian parutan kelapa dibandrol dengan harga Rp 5 ribu rupiah, sedangkan isian ikan tongkol Rp 8 ribu rupiah.
Dalam sehari, sekitar 20 hingga 25 buntil lumbu Sutinah habis terjual. Terkadang, ia juga melayani pesanan dirumahnya di Dusun Kragilan, Desa Tempak, Kecamatan Candimulyo.
Menyantap buntil lumbu ini akan terasa lebih mantap dengan nasi panas dan peyek teri. Campuran cabai membuat makanan ini cocok bagi penyuka makanan pedas.