bakabar.com, JAKARTA - Pedagang emas di Pasar Grogol, Jakarta Barat, mengaku waspada setelah kericuhan yang terjadi saat demonstrasi di depan Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) pada Selasa (21/5/2019).
“Kami sekarang tidak mau mengeluarkan banyak barang, takutnya kenapa-kenapa. Biasanya stok penuh, tapi sekarang setengah,” ujar pedagang emas, Reza, di Jakarta, seperti dikutip Antara, Rabu (22/5/2019).
Baca Juga: Kominfo Minta Warganet Tidak Sebarkan Ujaran Kebencian
Reza mengatakan tindakan tersebut untuk mengantisipasi situasi yang tidak diinginkan seperti penjarahan dan perampokan. “Ini juga sudah mau tutup. Memang sih pendemo belum ke sini, tapi waspada saja,” ujar Reza.
Kepala Pasar Grogol, Sri Yati mengatakan sebagai langkah antisipasi, pengurus sudah menyampaikan surat edaran keamanan terpadu di antaranya dengan koordinator lingkungan, bongkar muat, parkir, pedagang, dan kebersihan terkait keamanan pasca demonstrasi yang ricuh pada Selasa (21/5).
“Kami sudah kumpulkan toko, pedagang, dan lingkungan. Kami juga koordinasi dengan wilayah Kapospol dan Bimas yang selalu siap selama 4 hari mulai21 Mei 2019,” ujar Sri Yati.
Untuk saat ini, Sri yakin pedagang sudah mengerti, kompak dan siaga dengan jadwal piket yang ada.
Dalam sehari, menurut Sri, ada dua regu keamanan dalam yang siaga 1×24 jam. Selain itu, belajar dari tragedi 98, para pedagang yang rumahnya dekat pasar juga siap siaga mengamankan pasar dari tindak penjarahan dan pencurian.
“Kalau dulu, yang siaga malah pedagang-pedagang yang mengamankan pasar,” ujarnya.
Sri mengatakan transaksi pasar berlangsung normal setelah demonstrasi anarkis di Jakarta pada Selasa (21/5).
“Tidak ada gangguan keamanan, semua masih normal-normal saja,” ujar Sri.
Sri mewanti-wanti masyarakat lebih bertindak cerdas agar tidak terhasut pihak-pihak berkepentingan tertentu sehingga meresahkan keamanan dan ketertiban.
“Kita jangan melebih-lebihkan hingga terbentuk opini publik berlebihan karena saya rasa saat ini masyarakat sudah sadar politik,” ujar Sri.
Baca Juga: Moeldoko: Ada Kelompok Pendompleng Ingin Perkeruh Situasi
Editor: Aprianoor