bakabar.com, JAKARTA - Partai Demokrat merasa dikhianati oleh Anies Baswedan soal isu memilih Cak Imin sebagai Cawapres, yang menjadi Bacapres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Mereka mengaku kaget dengan keputusan itu.
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya, menyatakan partainya merasa dikhianati usai Bacapres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan yang secara mendadak meminang Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin untuk menjadi cawapres pada kontestasi politik 2024.
Riefky mengatakan Demokrat menerima informasi tersebut melalui Sudirman Said, Rabu (30/8). Informasi itu menyebutkan Anies menyepakati kerja sama koalisi antara Partai NasDem dan PKB untuk mengusung pasangan Anies-Cak Imin.
"Kami melakukan konfirmasi berita tersebut kepada Anies Baswedan. Ia mengkonfirmasi bahwa berita tersebut adalah benar. Demokrat dipaksa menerima keputusan itu atau fait accompli," papar Riefky dalam keterangan tertulis, Kamis (31/8).
Padahal menurut Riefky, Anies menghubungi Demokrat pada 12 Juni lalu dan mengatakan kepada Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bahwa Anies sudah beberapa kali ditelepon oleh ibu dan guru spiritualnya untuk segera berpasangan dengan AHY dalam Pilpres 2024.
Padahal Anies, menurutnya juga telah menyampaikan bahwa nama AHY menjadi salah satu kandidat kuat cawapresnya. Hal ini juga disampaikan kepada para Ketua Umum Parpol dan majelis tertinggi masing-masing partai.
"Rentetan peristiwa yang terjadi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan juga pengkhianatan terhadap Piagam Koalisi yang telah disepakati oleh ketiga Parpol," tukasnya.