News

Deforestasi Meningkat, Greenpeace Minta Proyek Food Estate Berhenti

Greenpeace Indonesia menyebut proyek food estate kebanggaan Presiden Jokowi tidak layak dilanjutkan.

Featured-Image
Deforestasi Meningkat, Greenpeace Minta Proyek Food Estate Berhenti. Foto via mmc.kalteng.go.id

bakabar.com, JAKARTA – Greenpeace Indonesia menyebut proyek food estate kebanggaan Presiden Jokowi tidak layak dilanjutkan.

Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia Iqbal Damanik menilai, food estate bukanlah solusi untuk menyelesaikan krisis pangan di Indonesia, tapi justru menambah masalah baru seperti deforestasi.

Iqbal menyebut, alih fungsi lahan pada proyek yang ditangani oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ini dapat membahayakan hutan yang merupakan benteng terakhir dari krisis iklim dunia.

Berdasarkan data dari Greenpeace, diduga sebanyak 600 hektare hutan produksi dibabat secara ilegal. Sementara kayu hasil penggundulan hutan itu belum jelas pihak yang menguasai.

Greenpeace Indonesia memprediksi bakal ada tiga juta hektare hutan yang akan disulap jadi lahan untuk pertanian apabila proyek food estate tetap berlangsung.

“Di Kalimantan Tengah terjadi deforestasi lebih dari 600 hektare. Kemudian, pada pertanian skala besar itu, sebenarnya dia (pemerintah) tidak melibatkan petani,” ujar Iqbal kepada bakabar.com, Senin (2/10).

Proyek food estate, kata Iqbal, merupakan agricultural industry yang meniadakan petani dalam sistem pangan yang selama ini sudah lama dibangun di Indonesia.

“Kalau proyek ini dirawat oleh petani, pasti ada yang merawat. Di beberapa food estate yang kita lihat kayak di Gunung Mas, Kalimantan Tengah, tanaman singkong tidak ada yang merawat sehingga gagal,” jelas Iqbal.

Ia menambahkan, wilayah hutan yang digunakan untuk proyek food estate tidak dapat langsung dijadikan lahan pertanian karena harus ada proses panjang sebelum itu ditanami.

Sedangkan proyek food estate di Humbahas, lanjut Iqbal, petani kesulitan dalam menjual hasil pertaniannya dan harus masuk ke perusahaan.

“Ketika mereka jual ke pasar, jenis kentang yang ditanam bukanlah jenis kentang tanam, tapi kentang untuk industri yang butuh olahan lebih lanjut sebelum dikonsumsi,” ujarnya.

Sekadar informasi, berdasarkan informasi yang diperoleh Greenpeace, Jokowi menugaskan dua orang menterinya, yakni Prabowo dan Luhut Binsar Pandjaitan untuk menggarap proyek ini.

Luhut disebut menangani proyek food estate yang berada di daerah Humbang, Hasundutan, Sumatera Utara. Sedangkan Prabowo memimpin garapan di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah.

Editor


Komentar
Banner
Banner