Politik

Debat Cawagub Kalsel: Muhidin Curhat Mau Mundur Wali Kota, Difri Singgung Kawin Paksa

apahabar.com, BANJARMASIN – Potensi perselisihan antara kepala daerah dan wakil kepala daerah jadi perhatian serius cawagub…

Featured-Image
Segmen keenam diisi debat terbuka oleh para kandidat cawagub Kalsel, Muhidin dan Difriadi Darjat, Rabu (18/11) malam. Foto: Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN – Potensi perselisihan antara kepala daerah dan wakil kepala daerah jadi perhatian serius cawagub nomor urut 1, Muhidin.

Dalam suatu pemerintahan, menurut cawagub pendamping Sahbirin Noor ini perselisihan antar kepala daerah dengan wakil sulit dihindari.

"Bagaimana kita menyelesaikan perselisihan karena kita pernah mengalami sebagai wali kota Banjarmasin saat itu," ujar Muhidin membuka pertanyaan ke Difri dalam debat putaran kedua, Rabu malam (18/11).

Muhidin mengatakan kebanyakan wakil kepala daerah selalu berkeinginan lebih dalam mengikuti roda pemerintahan. Bahkan melebihi gubernur itu sendiri.

"Wakil kepala daerah selalu ingin menjadi nomor satu," ujarnya.

Karenanya, saat menjabat wali kota Banjarmasin ia pernah meminta wakilnya untuk menggantikan posisinya sebagai wali kota Banjarmasin.

Namun kala itu wakil wali kota Banjarmasin menolak. Ia, kata Muhidin, akan tetap setia mendampinginya sampai akhir masa jabatan sebagai orang nomor satu di ibu kota Kalsel.

"Saya senang, tiap tiap kali ada kebijakan dia selalu mengikuti saya," tegasnya seraya menawarkan kursi wali kota ke wakilnya lantaran alasan kesehatan.

“Kebanyakan [wakil kepala daerah dan kepala daerah] tidak akur karena banyak kebijakan yang mau diambil alih wakil,” sambung Muhidin.

Menanggapi itu, Difriadi tak menampik pengalaman adalah guru yang paling berharga. Termasuk menjaga keharmonisannya nanti dengan Denny Indrayana jika terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur.

“Kebanyakan tidak sinkron sejak awal. Kadang karena kawin paksa. Tapi kalau tidak kawin paksa, Insyaallah tidak,” ujar Difri, mantan wakil bupati Tanah Bumbu ini.

Sebagai calon wakil gubernur, Difri mengaku siap mendengar dan menaati apa kata gubernur.

“Jadi jika jadi wakil gubernur Insyaallah saya Sami’na Wa Atho’na,” ujar calon wakil gubernur pendamping Denny Indrayana ini.

"Kita sinkronkan sejak awal, jangan dipaksakan dan apabila pak Muhidin terpilih jangan saling bertengkar," pungkasnya.

Ditambahkan, bahwa antara kepala daerah dan wakil kepala daerah harus memberikan saran dan saling memahami.

Hal ini telah dibuktikannya ketika menjabat wakil bupati Tanah Bumbu mendampingi bupati dua periode Mardani H Maming.

"Apabila ada kebijakan sesuai keduanya, masalah apa pun bisa diselesaikan dan mudahan dipercaya oleh Allah SWT," ucapnya.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalimantan Selatan kembali menggelar debat kedua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Kalsel, Rabu (18/11) malam.

Debat kali ini hanya mempertemukan masing-masing calon wakil gubernur Kalsel. Pantauan bakabar.com, pertama tiba di lokasi adalah paslon nomor urut 02 Denny Indrayana-Difriadi Darjat.

Kemudian disusul, paslon nomor urut 01 H Sahbirin Noor dan H Muhidin. Muhidin adalah eks wali kota Banjarmasin.

Adapun untuk tema debat kedua, yakni pendidikan, ekonomi, sosial, keagamaan, dan kebudayaan.

Teknis debat kedua juga sedikit berbeda dengan sebelumnya. Di mana terdapat 7 segmen.

“Debat kali ini mencoba memperbanyak segmen, namun waktunya dipersingkat. Paling lama 1 segmen itu 15 menit,” ujar Komisioner KPU Kalsel, Edy Ariansyah.

Pada segmen pertama mereka akan menjabarkan visi-misi program yang berkaitan dengan tema tersebut.

Segmen kedua sampai dengan kelima mereka akan menjawab pertanyaan yang dibacakan moderator.

“Segmen keenam akan diisi debat terbuka dari masing-masing calon dan dijawab calon lain. Kemudian ditanggapi kembali dan disanggah kembali.”

“Segmen ketujuh, pernyataan penutup,” pungkasnya.

Komentar
Banner
Banner