bakabar.com, BANJARMASIN – Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kota Banjarmasin, Machli Riyadi mengakui kecewa terkait diperpanjangnya PPKM level IV hingga 18 Oktober 2021.
Padahal terhitung Senin lalu (27/9), Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto mengumumkan di Banjarmasin berstatus PPKM level II.
"Saya kecewa, sepertinya kinerja kita tidak dihargai, kita siap adu data," ujarnya.
Ia menyebutkan keputusan KPC-PEN sangatlah aneh dan bingung melihat perpanjangan PPKM level IV.
Ia mengatakan bahwa pekerjaan rumah (PR) di antaranya beberapa indikator penetapan PPKM sudah dipenuhi.
Pertama, capaian vaksin tertinggi sekitar 50,79 persen dibandingkan kabupaten/kota se Kalsel.
Kemudian, bed occupancy rate (BOR) 4 persen dan kasus perawatan mingguan 2,5 persen/100 ribu penduduk berada di level 1.
Sementara berdasarkan data Dinkes Provinsi Kalsel, capaian monitoring testing di Banjarmasin sekitar 209,6 persen.
"Lihat kabupaten Tapin PR nya bandingkan dengan Banjarmasin hanya 2,6% berdasarkan data Provinsi," ucapnya.
Ia pun meminta masyarakat untuk membandingkan data dengan kabupaten/kota se Kalsel. Terutama capaian vaksin lansia yang dicatat Banjarmasin sekitar 25 persen, sedangka pusat mengharuskan 40 persen.
"Tapi kenapa kabupaten/kota lain yang capaiannya jauh dibawah kita levelnya 2," tegas Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjarmasin ini.
