bakabar.com,BANJARMASIN-Berkecamuknya perang Banjar antara Pasukan Belanda dan Pasukan Pangeran Antasari tepat di saat Syekh Muhammad Amin atau yang dikenal dengan Datuk Amin Benua Anyar menjabat sebagai Mufti kerajaan tersebut. Ketegasannya dalam memutuskan mana yang hak dan mana yang batil membuatnya diburu oleh Pasukan Belanda di zaman itu.
Dihimpun bakabar.com dari berbagai sumber, Syekh Muhammad Amindiangkat menjadi Mufti di bagian Kuin pada tahun 1294 Hijriah atau 1876 Masehi oleh pemerintah Kerajaan Banjar.Pada masa itu , perang sedang berkecamuk antara Kerajaan Banjar yang dipimpin oleh Pangeran Antasari dengan Belanda. Yakni, dimulai tahun 1859 Masehi dan berakhir pada tanggal 5 Oktober 1905 Masehi.
Ketika Datu Amin menjabat sebagai mufti, beliau tegas dalam memutuskan hukum. Ketegasan tersebut tentu saja tidak disambut baik oleh Pemerintahan Belanda. Sehingga beliau pun diburu.
Datu Amin yang semula berkediaman diSungai Parit –kawasan Pasar Lama Banjarmasin– terpaksa harus berpindah ke daerah pedalaman. Dengan menggunakan jukung (perahu) bersama pengikutnya ia menelusuri Sungai Martapura.
Disetiap daerah yang dilaluinya,DatuAmin selalu mengambil tanah dengan menggunakan dayung. Hingga akhirnya, ia menemukan tanah berbau harum. Di daerah tanah yang berbau harum itu-lah beliau dan pengikutnya membangun perkampungan. Kampung tersebut kemudian dikenal dengan Benua Anyar.
Datu Amin adalah putra pasangan H Yaqub dengan Tuan Giat. Tuan Giat merupakan saudari Tuan Guwat istri dari Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari. Sedangkan, sang ayah, H Yaqub adalah seorang pengusaha dan saudagar di zaman Kesultanan Banjar dengan julukan "Juragan Yaqub".
Datu Amin memiliki keturunan yang mumpuni dalam bidang keagamaan. Di antaranya, Alimul Fadhil HM Yunan dan Alimul Fadhil H Marwan.
Makam Datu Amin terletak di Kelurahan Banua Anyar, Banjarmasin.
Pada Sabtu (29/6/2019) hari ini diperingati Haul Akbar ke-126 beliau. Peringatan haul sendiri bertempat di Masjid Al Amin, Benua Anyar, Banjarmasin. Tuan Guru H Ahmad Zuhdiannoor didaulat menjadi penceramah di acara tersebut.
Baca Juga:Tiang Datu Ujung yang Dikeramatkan Ternyata Ada Dua
Baca Juga:Pembangunan Masjid SyuhadaParingin Diiringi Salawat
Reporter: Ahya Firmansyah
Editor: Muhammad Bulkini