bakabar.com, BANJARMASIN – Tak hanya menolak kenaikkan BBM, kini Mahasiswa Kalsel menyuarakan soal Hak Asasi Manusia (HAM).
Dalam unjuk rasa pada di depan kantor DPRD Kalsel, Kamis (15/9) hari ini, kasus terbunuhnya aktivis HAM, Munir Said Thalib, menjadi highlight.
Koordinator lapangan Unjuk rasa BEM se-Kalsel, Yogi Rahmawan, mengomentari kinerja DPRD yang menurut dia, tak pernah membahas soal HAM. Padahal, kata Yogi, ada banyak kasus HAM yang mestinya bisa disuarakan.
“Hapus saja Komisi-nya karena tidak ada membahas masalah HAM yang ada di masyarakat,” kata Yogi usai aksi.
Dia kemudian memberikan sejumlah contoh kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Kalimantan Selatan.
“Kalau lokal ada banyak, dari kasus Jumat Kelabu, soal pertambangan, soal kekerasan seksual yang kini menghantui masyarakat,” sambungnya.
Ketua BEM ULM Muhammad Ardhi Faddakiri ingin hasil RDP dengan masyarakat diperjuangkan di DPR RI. Ia tak mau jika DPRD hanya sebatas perantara antar rakyat dan pemerintah.
“Hasil pembahasan BBM itu sudah konkret. Yang kami tuntut adalah apakah DPRD kembali berlagak seperi Kantor Pos? Yang kami mau mereka memperjuangkan, apa yang menjadi keresahan,” kata Ardhi.
Sebelumnya, massa yang memulai aksi dari taman nol kilometer itu juga membawa poster Munir. Mereka juga mempertontonkan aksi tetrikal keganasan negeri terhadap pejuang HAM seperti Munir.
Sementara itu, setelah menggelar unjuk rasa di bawah guyuran hujan, ratusan mahasiswa tak kunjung bertemu dengan Ketua DPRD Kalsel, Supian HK. Kabarnya, Supian sedang berada di Amuntai, Hulu Sungai Utara.